SEMARANG (jatengtoday.com) – Memasuki kawasan Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara, yang terbersit di benak adalah kampung pinggiran yang kumuh dan bakal disulap menjadi Kampung Wisata Bahari.
Namun impian untuk terbebas dari kekumuhan tampaknya masih begitu mengganjal manakala melintas di kawasan tersebut. Tepatnya di tepi Jalan Tambakmulyo, pemandangan kekumuhan mudah ditangkap mata pengendara yang melintas. Tampak berbagai sampah dibuang sembarangan. Hal itu membuat kesan Kampung Bahari belum sesuai harapan.
Baca: Proyek Kampung Bahari Tambaklorok Mandek, Warga Was-was Ancaman Gelombang Tinggi
Menurut warga, Yunanto (40), sampah tersebut kemungkinan dibuang oleh warga setelah beraktivitas di pasar Tambaklorok. “Bisa juga barang bekas setelah menjual ikan atau hasil tangkapan dari para nelayan,” ungkapnya, Jumat (15/1/2021).
Dia sendiri mengakui masih banyak warga yang tidak memiliki kesadaran lingkungan. Padahal kampung tersebut ditetapkan sebagai kawasan wisata Kampung Bahari dan dibangun oleh pemerintah dengan anggaran besar bertujuan mengubah kawasan kumuh menjadi asri dan unik.
Baca: Dikunjungi Jokowi, Warga Tambaklorok Berharap Proyek Kampung Bahari Tak Molor Lagi
“Selain diperlukan edukasi, pemerintah juga harus menyediakan kelengkapan tempat pembuangan sampah. Agar warga tidak kesulitan membuang sampah. Mungkin karena tidak ada tempat untuk membuang sampah, akhirnya sampah dibuang sembarangan,” katanya.
Namanya warga yang sedang berjualan, lanjut dia, barangnya banyak dan tidak mau repot. Akhirnya membuang sampah tak jauh dari lokasi berjualan. Ini memang menjadi persoalan ketika tidak ada pemecahan masalah. “Harapannya disediakan tempat pembuangan sementara di situ,” katanya.
Baca: DLH Kota Semarang Ingatkan Warga Jangan Bakar Sampah Sembarangan
Warga lain, Winarto, mengatakan ia sendiri terganggu dengan adanya sampah yang tidak dikelola seperti itu. Selain lingkungan menjadi tidak sehat, juga bisa menyebabkan banjir.
“Kalau hujan deras, pasti sampah itu terbawa air masuk ke selokan. Dampaknya pasti mengakibatkan saluran tersumbat dan terjadilah banjir. Ini sebetulnya tidak murni kesalahan warga, tapi pemerintah juga harus menangani pengelolaan sampah seperti itu. Misalnya memberikan fasilitas pembuangan sampah, melakukan edukasi kepada warga, hingga mengelola sampah agar sehat,” katanya.
Menurutnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) harus memiliki peran terhadap permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat seperti ini. “Ini memang menjadi tanggung jawab bersama agar semua bisa berperan menjaga lingkungan,” katanya. (*)
editor : tri wuryono