SEMARANG (jatengtoday.com) – Kampanye revolusi mental agaknya belum efektif hingga tingkat paling bawah. Sebab, masih ditemukan kenakalan remaja yang melebihi batas kewajaran. Seperti geng motor 69 di Semarang yang dihuni anak-anak di bawah umur.
Melihat fenomena itu, anggota Komisi E DPRD Jateng, Abdul Hamid menilai, tingkah laku anak-anak dan remaja di luar rumah, memang sulit dikontrol orang tua. Karena itu, dia mengimbau kepada orang tua untuk benar-benar mengasah emosional anak.
“Sekarang anak paling suka main gadget. Di dalam gadget, konten dewasa, termasuk kekerasan, bisa diakses. Ini yang juga perlu dikontrol orang tua,” ucapnya dalam Prime Topic bertema ‘Degradasi Moral dan Kenakalan Remaja‘ di Lobi Gets Hotel Semarang, Selasa (19/2/2019).
Selain itu, lanjutnya, lewat media sosial, anak bisa bergaul dengan siapa saja tanpa diketahui orang tua. “Orang tua perlu tahu konten-konten dan perbincangan soal apa yang dilakukan anak lewat gadget,” tegasnya.
Kepala Dinas Kepemudaan, Pemuda, dan Olahraga (Disporapar) Jateng Sinung N Rachmadi menambahkan, peran keluarga memang sangat penting untuk menjaga pola emosional anak.
“Perlu ada pendidikan karakter yang bisa mengolah emosional, bukan hanya intelektual. Karena kabarnya, kecerdasan intelektual hanya berpengaruh 20 persen saja pada tingkah laku. Sisanya, yang 80 persen, tergantung dari kecerdasan emosional,” tuturnya.
Pembicara lain, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esmi Wirassih menuturkan, orang tua diharapkan tidak terlalu memaksa anak untuk sukses di bidang akademik saja. Sebab, faktanya, banyak anak-anak yang nilainya bagus, tapi kelakuannya tidak baik.
“Makanya, penting untuk mendorong anak berkelakuan baik. Di sekolah mau membantu guru, suka menolong teman-temannya, itu sudah prestasi. Jadi prestasi itu bukan hanya kalau anak bisa dapat ranking 3 besar,” tegasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto