Senin, Januari 18, 2021
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi
  • Masuk
IKUT MENULIS
Jateng Today
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
Jateng Today
No Result
View All Result

Wabah Corona dan Tumpulnya Kemanusiaan

Oleh: Isnan Nursalim, Mahasiswa Sosiologi Universitas Mataram

Jateng Today oleh Jateng Today
Senin, 27 April 2020
di OPINI
Reading Time: 5min read
Wabah Corona dan Tumpulnya Kemanusiaan

Isnan Nursalim (foto: dokumentasi pribadi)

BagikanTwit

SEJAK pertama diumumkan kasus positif Corona di Indonesia pada awal bulan Maret yang lalu, hingga Sabtu (25/4/2020) tercatat total 8.607 positif, 1.042 dinyatakan sembuh dan 720 meninggal dunia. Dari data tersebut menunjukkan bahwa badai corona hinga saat ini belum surut dan cenderung melambung tinggi.

Pemerintah memutuskan untuk melakukan Pembatasan Sosial Bersekala Besar atau PSBB. Hal ini bertujuan untuk memutus mata rantai persebaran virus corona dengan mengurangi mobilitas antar manusia. WHO menyatakan bahwa Covid-19 menular melalui droplets atau percikan yang keluar saat seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Sehingga dianjurkan untuk melakukan social distancing dan physical distancing, menggunakan masker, rajin mencuci tangan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Corona Virus Disease atau Covid-19 telah mengubah segalanya. Yuval Noah Harari seorang sejarawan asal Israel mengatakan, Covid-19 telah menguji sifat paling alami manusia, yaitu insting untuk berbelas kasih dan saling menolong. Virus ini menguji hal tersebut untuk mempengaruhi kita. Saat ini kita diwajibkan untuk melakukan jarak sosial, bertindak cerdas, bukan hanya dalam pikiran namun juga hati nurani. Hal ini diperkuat dengan berbagai pemberitaan yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan.

Pemberitaan yang mengiris hati nurani kita, yaitu berbagai stigma negatif tehadap orang-orang yang dinyatakan positif corona hingga penolakan pemakaman jenazah Covid-19. Masih adanya stigma negatif terhadap pasien positif corona dan penolakan jenazah Covid-19 dari masyarakat mengindikasikan tumpulnya kemanusian masyarakat kita.

Padahal tidak ada satupun dari kita yang menginginkan virus corona menyerang sanak saudara kita. Namun sayangnya virus ini menyerang tak pandang bulu, baik golongan, agama maupun status sosial seseorang. Sehingga kewaspadaan dan kepedulian harus dimiliki oleh semua masyarakat untuk saling menjaga satu sama lain.

Informasi terkait penolakan pemakaman jenazah Covid-19 memang membuat hati pilu. Terlebih penolakan ini tidak hanya terjadi di satu daerah saja. Hal ini mungkin disebabkan oleh ketidaktahuan, kepanikan, kekhawatiran, ketakutan yang berlebih atau bahkan mungkin ketidak percayaan kepada pemerintah.

Meminjam istilah James C. Scoot seorang Sosiolog asal Amerika untuk menggambarkan krisis kepercayaan yang telah menjalar di tengah masyarakat dengan menolak pemakaman jenazah Covid-19 merupakan bahasa yang dipakai oleh mereka yang lemah (weapons of the weak) untuk mengungkapkan ketakutan masyarakat kepada pemerintah.

Pemerintah sendiri telah memastikan bahwa pemakaman jenazah Covid-19 sudah sesuai protokol medis dan dilakukan oleh pihak yang terlatih dan berwenang. Pemerintah juga sudah berupaya maksimal melindungi seluruh masyarakat sehingga pemakaman Covid-19 pun dipastikan tidak akan membahayakan warga sekitar pemakaman.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun menegaskan bahwa fenomena tersebut adalah sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan oleh umat islam. Mengingat pemakaman jenazah adalah perintah agama sedangkan menolak perintah agama jelas hukumnya berdosa.

Kepanikan Moral

Ketakutan masyarakat atas penyebaran wabah corona ini tidak terlepas dari peran media yang menyajikan framing bahwa virus Covid-19 sebagai momok yang menakutkan. Pemberitaan media tersebut ditangkap oleh masyarakat sesuai sudut pandang media dan realitas yang dinarasikan.

Sayangnya masyarakat menerima begitu saja berita yang mereka konsumsi sehari-hari. Hal ini sebenarnya tidak membantu apapun dalam penanganan wabah, namun justru membuat masyarakat semakin khawatir dan panik.

Di tengah situasi krisis dan ketidakpastian seperti saat ini seharusnya semua elemen harus bahu membahu bergotong royong mengedukasi masyarakat. Media menjadi corong pemberitaan yang efektif untuk mengedukasi masyarakat. Sehingga media harus lebih berhati-hati dalam mengabarkan isu virus Corona supaya tidak menimbulkan reaksi yang salah dan keliru dalam menyikapi persoalan virus corona.

Stanley Cohen seorang sosiolog Inggris dalam bukunya yang berjudul Folk Devils and Moral Panic (2002), mengungkapkan bahwa Moral Panic merupakan efek dari pemberitaan yang disuguhkan secara masif mengenai hal-hal yang menghawatirkan dari suatu kejadian. Sehingga memunculkan kepanikan bagi masyarakat yang mengkonsumsi pemberitaan tersebut.

Moral Panic yang muncul dari efek pemberitaan menjadikan masyarakat semakin khawatir dan merasakan kepanikan akan dampak yang akan ditimbulkan. Sehingga memicu masyarakat untuk melakukan langkah pencegahan sebelum terjadinya kemungkinan terburuk.

Namun bukannya reaksi positif yang dilakukan masyarakat, justru melakukan perbuatan yang tidak semestinya dilakukan. Masyarakat menjadi kehilangan rasa kemanusiaanya dengan melakukan penolakan terhadap jenazah Covid-19.

Tidak seharusnya masyarakat merespons dengan cara melakukan penolakan terhadap jenazah Covid-19 yang akan dimakamkan. Sebab Covid-19 bukanlah aib dan dapat menimpa siapa saja. Sehingga semua harus bahu membahu gotong royong saling menyelamatkan.

Mengurangi kepanikan masyarakat dapat dilakukan dengan menambah informasi terkait pemakaman jenazah Covid-19. Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah bersama tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda harus bahu membahu mengedukasi masyarakat mengenai alur penularan virus corona serta prosedur pemakaman sesuai panduan dari WHO maupun Kementerian Kesehatan. Sehingga terjadi kesepemahaman yang baik antara pemerintah dengan masyarakat. Sebab sebuah komunikasi dikatakan efektif apabila terjadi kesamaan makna. (*)

Trending Topic: opini pembacaPenolakan jenazah coronapenolakan jenazah covid-19
Masuk untuk Berkomentar

TERBARU

Selundupkan Sabu dalam Popcorn, Wanita Ini Langsung Ditangkap

Selundupkan Sabu dalam Popcorn, Wanita Ini Langsung Ditangkap

18 Januari 2021
Listyo Sigit Calon Kapolri, Tito Karnavian: Semoga Amanah

Listyo Sigit Calon Kapolri, Tito Karnavian: Semoga Amanah

18 Januari 2021
Tinjau Banjir di Banjar, Jokowi Perintahkan Perbaikan Jembatan Secepatnya

Tinjau Banjir di Banjar, Jokowi Perintahkan Perbaikan Jembatan Secepatnya

18 Januari 2021
Infografis: Jejak Calon Tunggal Kapolri

Infografis: Jejak Calon Tunggal Kapolri

18 Januari 2021
BPK Serahkan Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan 30 Daerah di Jateng

Pakai Cara Manual, Gaji Non ASN Pemkot Semarang Akhirnya Cair

18 Januari 2021
Bebas Murni, Vanessa Angel Siap Syuting Lagi

Bebas Murni, Vanessa Angel Siap Syuting Lagi

18 Januari 2021

POPULAR NEWS

  • Seluruh ASN di Lingkungan Setda Kudus Jalani WFH hingga 2 Oktober

    Gaji Non ASN di Kota Semarang Tersendat, Begini Penjelasannya

    2649 share
    Share 1060 Twit 662
  • Ribuan Non ASN Pemkot Semarang Belum Gajian, BPKAD: Diupayakan Secepatnya

    1054 share
    Share 422 Twit 264
  • Dipensiun Tanpa Pesangon, Sekuriti Bank Mandiri Semarang Tuntut Keadilan

    956 share
    Share 382 Twit 239
  • Perusahaan Pembuat Bingkai di Semarang Diduga Larang Karyawan Ikut FSPMI

    859 share
    Share 344 Twit 215
  • Eksotisme Bledug Kuwu, Situs Legenda Jaka Linglung

    2618 share
    Share 1047 Twit 655
jateng today

Kantor dan Redaksi

Diterbitkan oleh PT Cakra Media Jateng Kantor, Redaksi:
Gd. Monod Diephuis & Co.
Jl. Kepodang 11-13 Kota Lama, Semarang.

Telp: 024-8694252, 081325175005
Email: jatengtodayredaksi@gmail.com
Info Iklan: 081-325-17-5005

Direktur: Agus Suryo Winarto
Pemimpin Redaksi: Ricky Fitriyanto
Staf Redaksi: Tri Wuryono (Editor), Abdul Mughiz, Ajie Mahendra, Baihaqi Annizar, Yoyok Kusri
Webmaster: Day Milovich
Desain Grafis: Ninna Prana S
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi

© 2018 Jateng Today

No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
  • Masuk

© 2018 Jateng Today

Hai, Jumpa Lagi!

Masuk ke Akun Anda

Lupa Password?

Buat Akun Baru

Selangkah lagi. Isi formulir berikut:

Buat isian di semua kotak Masuk

Siap memulihkan password

Masukkan username atau email Anda untuk ganti password baru

Masuk