SEMARANG (jatengtoday.com) – Ustadz Abdul Somad, selain dikenal memiliki jutaan umat juga menjadi ustadz kontroversial. Setelah sebelumnya kedatangannya di Kota Semarang mendapatkan penolakan dari sejumlah kelompok, kali ini rencana kedatangannya di Pondok Pesantren Al-Husna, Mayong, Jepara, Jawa Tengah kembali mendapat penolakan.
Ustadz yang terbilang paling heboh di YouTube itu direncanakan datang di Jepara 1 September 2018. Rencana itu memunculkan gelombang penolakan dari elemen masyarakat di Kecamatan Mayong yang mengatasnamakan “Aliansi Masyarakat Mayong Cinta NKRI”.
Rencana kedatangan Abdul Somad ini diketahui memunculkan atribut khas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Kecamatan Mayong. Pihak penolak menilai bahwa HTI merupakan ormas yang telah dilarang di Indonesia, karena mengusung ideologi khilafah.
“Abdul Somad belum datang saja, simbol-simbol HTI sudah masuk ke Mayong,” ujar koordinator Aliansi Masyarakat Mayong Cinta NKRI, Munif, Rabu (29/8/2018).
Dengan tegas, dia menyatakan penolakan atas segala bentuk gerakan radikalisme dan gerakan yang bertentangan dengan NKRI. Pernyataan itu muncul karena dipicu beredarnya atribut ormas HTI yang akan menyambut Abdul Somad.
“Kami menyayangkan, mengapa pihak keamanan kecolongan,” imbuhnya.
Gara-gara simbol bendera HTI masuk ke Mayong, kata Munif, desanya tercemari oleh ideologi khilafah. Ideologi ini dianggap bertentangan dengan NKRI. “Padahal, Mayong adalah tempat kelahiran pahlawan nasional, RA Kartini yang mengajari munculnya Sumpah Pemuda. Ratu Kalinyamat memerjuangkan penjajahan dari Portugis,” tandasnya.
Merasa ada pihak yang dianggap berbahaya, ia bersama kelompoknya menolak kedatangan Abdul Somad. “Kami tidak rela,” ujarnya.
Kedatangan Abdul Somad ke Jepara karena diundang oleh Ustadz Mudhofar ke pesantren-nya, Al-Husna, Mayong, Jepara. (*)
editor : ricky fitriyanto