Ukuran sering berhadapan dengan keahlian. Orang bertanya bagaimana jalan-pintas menuju popularitas lebih dulu, mengabaikan keahlian. Memikirkan caranya nge-hit, bukan memperbaiki kualitas.
Tersesat dalam Ukuran
Para penulis, blogger, YouTuber, dan yang ingin ngehit lewat web dan media sosial, sering tersesat dalam sistem pengukuran. Perusahaan raksasa seperti Google dan Facebook, memiliki sistem pengukuran, berbagi hasil, earning, dll. Banyak orang “menjual” karya mereka dengan cara mencari popularitas. Termasuk politisi dan pemerintah. Mereka ingin lebih dikenal di media sosial, dengan menyewa tenaga ahli dari luar, kalau perlu, agar nilai mereka tersampaikan. Masalahnya, sekali lagi, mereka sering tersesat dalam sistem pengkuran, tidak fokus membenahi content. Melupakan pentingnya keahlian.
Bagaimana dengan keahlian? Sedalam apa kamu menguasai apa yang kamu sampaikan?
Jika tidak mendalami keahlian, yang terjadi bukan saja jembatan jalan-pintas yang rapuh dari “ukuran” tadi. Yang terjadi adalah “gaslighting”. Pihak X meyakinkan kamu bahwa cara kamu salah, tujuanmu bermasalah. Semangatmu terkikis. Metode kamu hanya merangkai apa kata ahli yang katanya lebih ampuh. Kamu menjalankan prinsip dan hidup orang lain, edisi revisi.
“Ukuran” sangat penting, jika bermula dari mengukur titik penguasaan.
Apa buktinya, untuk diri saya sendiri, bahwa saya sudah menguasai ini?
“Ukuran” berbicara tentang hasil. Keahlian berbicara tentang penguasaan, terus-menerus. Detail. Kelemahan. Standar kualitas content, versi “saya”. Keluar dari zona nyaman, bernama ” jumlah download” dan siapa yang memuji kamu.
Fokus kepada keahlian. Ukuran bisa dilakukan sambil-jalan. Fokus adalah arah energi dan tindakan kamu. Mau ke mana? Sedalam apa? Sebagus apa menurutmu? Bukan ke “segala arah”. Bukan kedangkalan dan penyangkalan. Bukan bagus menurut orang lain.
“Ukuran” sering membuat orang melakukan penyangkalan, “Ini viral, berarti bagis, sedangkan yang itu bukan.”. Ukuran sering menuju pujian. Mendengar kata para ahli. Menjawab komentar. Melihat ” analytics” dan sibuk mengoptimasi. Copy-write dan copy-edit.
Fokus berorientasi kepada tindakan. Itulah yang bisa kamu kendalikan.
Kamu tidak bisa mengendalikan apa kata orang, apa tindakan mereka. Mereka Like atau Share, tidak bisa kamu kendalikan. Yang pasti dapat kamu kendalikan adalah tindakan kamu sendiri.
Kamu bisa mengendalikan tindakanmu, yaitu.. Berapa artikel yang kamu baca. Berapa kata yang akan kamu tuliskan dalam sehari. Seberapa konsisten kamu menulis. Apakah kamu akan fokus mencari motivator ataukah segera menetapkan sistem kreatif kamu sendiri. Kamu tidak butuh motivasi. Kamu butuh sistem.
Lupakan perhatian. Fokus kepada “nilai”. Berikan orang lain sesuatu yang bernilai dan muncul dari dalam dirimu. Kamu adalah “chef” yang memasak dengan bahan yang relatif sama dengan orang lain, namun kamu memasak di dapur kamu sendiri.
Ini seperti permainan. Tidak singkat. Ada masa ketika “salah”, kena marah, dan begitulah belajar.
Permainan Panjang
Permainan panjang berarti persaingan lebih sedikit. Orang lebih suka membicarakan berita viral daripada membuat hal kreatif. Orang lebih suka posting, tweet, selfie, menghabiskan waktu untuk menciptakan ” kesan” (impression), namun sedikit yang menampilkan “ungkapan” (expression) kreatif. Lebih banyak orang menyukai apa kata para ahli daripada mendalami keahlian.
Kamu mendalami keahlian untuk mengubah 500 menjadi 2500 dan terus meningkat, meluas. Bukan membeli 500 kemudian menjual 550. Pebisnis kreatif bukanlah pedagang.
Permainan panjang menjanjikan hidup yang lebih berarti, tanpa kenal musim. Keahlian menjanjikan getaran emosional, sesuatu yang layak diikuti, tak-terlupakan. Keahlian tidak sibuk mencari strategi dan taktik terbaik demi menjadi “trending topic”. Keahlian membuatmu lebih manusiawi. Membiarkan ” kenyataan” menjadi kemungkinan yang bisa dikembangkan lebih luas.
Memang, ini permainan panjang. Sangat menyenangkan. Buat permainan kamu sendiri. “Keahlian” akan menetapkan tempat terbaik besok, jika kamu memulai sejak sekarang. [dm]