in

Tuntut Pengembalian Tanah Garapan, Petani Pundenrejo “Laku Melaku” Puluhan Kilometer

Para petani yang tergabung dalam Germapun menuntut pengembalian tanah garapan yang dirampas oleh korporasi.

Petani Pundenrejo, Kabupaten Pati sedang melakukan aksi jalan kaki berjuluk “Laku Melaku”. (istimewa)
Petani Pundenrejo, Kabupaten Pati sedang melakukan aksi jalan kaki berjuluk “Laku Melaku”. (istimewa)

SEMARANG (jatengtoday.com) — Puluhan petani Pundenrejo, Kabupaten Pati melakukan aksi “Laku Melaku” sejauh kurang lebih 32 kilometer dari desanya sampai ke Kantor Pertanahan Pati.

Aksi diawali dengan ziarah di makam Ki Ageng Pekiringan, Mbah Mutamakin, Kajen, Pati pada Kamis (30/5/2024) malam. Sepanjang perjalanan, mereka membawa obor dan melantunkan sholawat serta tembang-tembang perjuangan. Mereka sampai pada keesokan harinya.

Pendamping Petani Pundenrejo dari LBH Semarang, Dhika mengatakan, aksi Laku Melaku ini sebagai simbol perjuangan yang terus menyala di tengah ancaman perampasan lahan.

Para petani yang tergabung dalam Germapun menuntut pengembalian tanah garapan yang–mereka sebut–dirampas oleh korporasi.

Dhika menjelaskan, selama 24 tahun konflik agraria antara petani Pundenrejo melawan korporasi tidak kunjung terselesaikan berdasarkan prinsip-prinsip kerakyatan. Sehingga petani tidak dapat kembali menggarap lahan garapannya.

“Ini adalah bentuk kritik warga kepada penguasa yang seharusnya berpihak kepada petani bukan kepada korporasi,” ujar Dhika, Jumat (31/5/2024).

Dalam aksi tersebut, petani ditemui langsung oleh Kepala Kantor Pertanahan Pati. Dengan adanya desakan dari petani, Kepala Kantah berjanji akan mengirimkan surat kepada Kementerian ATR/BPN RI yang isinya mnggambarkan lahan tersebut masih dalam kondisi konflik.

Sebelumnya, petani Pundenrejo juga mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Komnas HAM) di Jakarta. (*)

editor : tri wuryono