Coba “trendjacking”. Bisa menjadi cara ampuh untuk menaikkan “awareness” (kesadaran) orang terhadap brand kamu. Lebih terlihat, tersingkap, dan berpeluang mengkonversi orang dari sekadar melihat menjadi “pembeli”.
Apa itu trendjacking?
Trendjacking adalah membajak tren. Kamu punya akun atau merek, ingin cari untung di tengah tren, agar visibilitas kamu meningkat. Dengan kata lain, ketika ada tren sedang ngehit, kamu masuk ke dalamnya, sehingga orang lebih kenal brand kamu.
Trendjacking bentuknya bisa berupa tweet, image, percakapan, atau video singkat.
Trendjacking tidak sama dengan advertorial. Dalam advertorial, kamu sengaja masuk berita dengan sebut merek (siapa kamu), agar dapat pengakuan sosial.
Tujuan trendjacking untuk meningkatkan awareness (kesadaran) merk kamu, dengan terlihat secara sosial.
Menarik perhatian itu tidak lama. Hanya beberapa detik. Seringnya, memainkan “bawah-sadar” pemirsa, yang tidak merasa sedang memperhatikan kamu. Google memakai cara ini untuk mengarahkan kesadaran pembeli.
Keuntungan Trendjacking
Trendjacking mencari content yang cepat dan mudah ditayangkan. Kamu tidak memulai dari awal. Kamu nimbrung, ikut bicara, agar “terlihat”.
Trendjacking menjanjikan kemenangan cepat. Tidak perlu membangkitkan minat orang lain, karena tren sedang berjalan, tidak perlu memulai percakapan dari awal. Mereka sudah bergabung dalam percakapan. Minat mereka tidak perlu dibimbing, kamu tidak perlu membangkitkan minat, karena jika suatu trending topic untuk tager tertentu, tercantum 7K, misalnya, berarti sudah ada 7K content di sana.
Tidak perlu menyusun kampanye sejak awal. Biaya kampanye lebih rendah.
Merk bisa lebih “human” (manusiawi) karena terlibat dalam percakapan -dengan- manusia. Perlu merancang percakapan yang manusiawi, tidak sekadar autoreply atau autocomment ketika ada keyword tertentu dikatakan orang lain.
Trenjacking bisa menaikkan konversi, dari pembaca menjadi “pembeli”. Minat bisa menaik, kemungkinan transaksi lebih besar. Konversi penjualan adalah inti dari trendjacking.
Trendjacking Tidak Mudah
Trendjacking bukan sesuatu yang mudah.
Berpartisipasi dalam percakapan yang sedang tren, untuk mengarahkan lebih banyak perhatian ke akun kamu. Tingkatkan buzz untuk dapat pengikut baru. Siapkan proses dan sadari selalu bahwa kamu akan menaikkan nilai konversi.
Cara Trendjacking Agar Brand Kamu Ngehit
Ikuti Tren Terbaru
Untuk mengikuti tren, kamu harus sadar sejak awal. Begitu tren yang kamu anggap relevan itu datang, lansung masuk ke sana.
Kamu bisa memakai alat monitoring dari BuzzSumo.
Kalau mau manual, rajinlah melihat Beranda media sosial. Pasti ada saran dan percakapan yang dianggap sedang menjadi tren.
Bisa juga memakai Google Trend.
Sesuaikan dengan lokasi (geo id) kamu, misalnya, saya pilih “Indonesia”. Google Trend memperlihatkan apa yang sering dicari “sekarang” dan tren sebelumnya.
Twitter juga bisa menjadi tempat melihat tren. Lihat apa yang sedang menjadi “trending topic” di situ. Sesuaikan dengan minat dan lokasi kamu.
Memahami Tren
Jangan asal ikut-ikutan. Mulailah bertanya, “Mengapa tren ini muncul?”. Pelajari apa yang menjadi akar masalah, bagaimana ceritanya, apa makna di balik istilah atau “hashtag” yang sedang mereka pakai, agar kamu tidak buta sebelum memasuki percakapan. Kalau belum ada yang menjelaskan, kamu bisa mulai jelaskan artinya.
Jangan memulai kontroversi di tengah tren karena kamu pasti akan kebagian respon negatif. Jangan menjadi pemain kontroversial. Singkatnya, jangan asal menentang pendapat, terutama sebelum memahami tren ini.
Memahami tren adalah modal terbaik untuk memastikan kapan kamu akan ikut masuk. Boleh saja memilih menjadi “silent reader”, jika tren ini kamu rasakan tidak relevan dengan bisnis kamu. Tidak berbuat sama sekali, tidak bisa berharap hasil sama sekali. Kamu perlu aktif. Pahami, kemudian buat keputusan kapan kamu akan ikut masuk percakapan.
Biodata di Profile Medsos yang Menarik
Pastikan kamu memiliki bios menarik di profile. Cantumkan foto, url web, dan deskripsi menarik.
Sebelum Kamu Masuk..
Buat keputusan, kapan kamu akan masuk ke dalam percakapan.
Faktor yang Perlu Kamu Pertimbangkan
Tren ini relevan dengan “penjualan” saya.
Relevan lebih penting daripada sekadar ikut tren. Kalau nilai dan manfaat dalam tren ini tidak penting dan tidak bermanfaat bagi bisnis kamu, lewatkan saja. Jadilah silent reader saja, atau lewati tren itu. Masuk tren itu tidak bisa dengan memaksakan diri.
Saya mampu.
Artinya, ini bisa kamu lakukan. Kamu bisa terlibat ngetwit atau buat status terus-menerus, pada jam tayang terbaik. Kamu bisa menanggapi percakapan. Kamu tahu apa yang kamu bicarakan. Dan sama sekali tidak merusak waktu dan jadwal bisnis kamu. Gunakan insting ketika melakukan trendjacking. Apa yang dikatakan insting dan ego, sering bertentangan.
Tren ini secara umum sesuai dengan brand saya.
Kalau kamu punya produk fashion pria, kamu bisa masuk ke tren film yang sedang diputar, dengan mengulas fashion di film itu. Tetapi tidak menarik jika kamu ikut bicara ketika ada topik tentang politik dan agama. Lihatlah lagi, apakah secara umum sesuai dengan brand kamu.
Sesuai dengan target demografi dan psikografi konsumen saya.
Apakah calon konsumen saya, yang berada di Semarang, dan hobi bermain Mobile Legend, akan menjadi tertarik membeli kalau saya terlibat percakapan di tren ini? Kalau nggak ngaruh terhadap konsumen kamu, tidak usah masuk tren itu.
Saya sudah hitung “biaya” untuk terlibat percakapan ini.
Ketika kamu diam di tengah percakapan, orang akan bertanya, “Mengapa orang ini menghilang?”. Biaya di sini bukan hanya uang. Waktu, energi, perhatian, semua itu “biaya”.
Bersikap Otentik
Banyak orang mencoba trendjacking tetapi tidak memiliki sesuatu yang otentik dan original. Mereka hanya mengulang lebih keras.
Contohnya, ketika sedang ramai hashtag tertentu, mereka asal memakainya, dengan harapan akan muncul di “Recent” (terbaru) ketika orang klik hashtag itu.
Humor diperlukan dalam trendjacking, namun sebaiknya jangan ulang lelucon orang lain.
Tujuan kamu agar merk kamu tersingkap dan lebih terlihat. Bukan menjadi seperti orang lain. Berikan tambahan yang menarik dan milik kamu sendiri.
Jangan Menjual
Serius, jangan menjual ketika trendjacking.
Trendjacking bukan tentang menyebutkan produk atau layanan kamu.
Trendjacking bukanlah pedagang yang naik bis di lampu merah kemudian menjajakan produk sambil sebut merk.
Trendjacking bukan menyisipkan URL jualan kamu di perbincangan yang sedang dapat banyak view.
Fokus sepenuhnya pada percakapan. Kalau percakapan kamu bagus, orang akan lihat profile kamu, dan klik link yang kamu cantumkan di biodata akun kamu.
Anggap saja kamu sedang pegang mikrofon di tengah diskusi, kamu tidak perlu berkenalkan. Bicaralah langsung dan masuki percakapan, jangan jadikan kesempatan untuk menjual. Kalau bicaramu bagus dan berisi, orang akan berbisik dan bertanya tentang siapa kamu.
Trendjacking bisa membuat suatu akun atau brand menjadi lebih terlihat dan tersingkap. Trendjacking bisa menjadi jembatan yang mengkonversi konsumen dari sekadar mendengar nama, menjadi “sadar” bahwa brand ini sesuai dengan mereka. Trendjacking adalah jalan konversi yang mudah, dengan “jebakan” yang sering tak-terlihat.
Kita bisa mulai mencoba trendjacking dengan membuka apa yang sedang tren di media sosial. Siapkan pengukur dan pertimbangkan apakah kamu akan terlibat dalam percakapan itu atau tidak. [dm]