in

Tren Peningkatan Berat Badan Hampir Dua Kali Lipat, BPJS Genjot Skrinning Riwayat Kesehatan

Dari data Kemenkes, 1 dari 3 orang dewasa mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.

BPJS menggenjot skrining kesehatan kepada masyrakat. (istimewa)

SEMARANG (jatengtoday.com) – BPJS Kesehatan Cabang Semarang terus mendorong seluruh FKTP diwilayahmya untuk mengoptimalkan pelayanan promotif dan preventif bagi peserta JKN-KIS.

Salah satunya dengan menggalakan program skrining riwayat kesehatan, untuk mengetahui risiko dari kondisi kesehatan peserta.

Dengan melakukan skrining riwayat kesehatan, peserta dapat lebih meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran mengenai pentingnya hidup sehat.

Skrining riwayat kesehatan ini dapat diakses peserta melalui aplikasi Mobile JKN, https://webskrining.bpjs-kesehatan.go.id maupun Chat Asisstance BPJS Kesehatan (CHIKA), atau melalui Facebook Messenger BPJS Kesehatan.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Andi Ashar menjelaskan, dari Riskesda 2018, tren peningkatan berat badan pada orang dewasa meningkat hampir 2 kali lipat, dari 19,1 persen menjadi 35,4 persen.

Bahkan berdasarkan data Kemenkes, 1 dari 3 orang dewasa mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Kasusnya terus meningkat setiap tahun.

“Jadi obesitas ini menjadi awal terjadinya penyakit degeneratif seperti Penyakit Jantung, Stroke, Hipertensi, Diabetes Mellitus, kanker, infertilitas. Jika tidak ditangani sejak dini tentunya akan berdampak pada penurunan fungsi organ tubuh juga memberikan dampak finansial yang cukup besar dalam pengelolaannya”, paparnya, Selasa (19/4/2022).

Program Perkasa

Karenanya selain melalui program skrining riwayat kesehatan, BPJS Kesehatan bersama Dinas Kesehatan bersinergi melalui program “Perkasa” (Pemeriksaan kesehatan Berkala cegah Obesitas) untuk menekan angka obesitas di kota Semarang.

“Melalui program ini, bersama Dinas Kesehatan kami memetakan peserta JKN-KIS berusia 17-35 tahun. Mereka ini akan menerima whatsapp blast yang berisikan himbauan agar melakukan kontak dengan FKTP terdaftar untuk dilakukan pengecekan indeks massa tubuh (IMT). Nah, bagi yang IMT nya berlebih akan kita kelola bersama FKTP agar IMT-nya kembali normal,” jelasnya.

Andi menjelaskan, program ini memang menyasar generasi muda. Menurutnya, gaya hidup dan pola makan anak muda saat ini banyak berkontribusi dengan tidak terkendalinya IMT.

Dengan ini, dia berharap dengan adanya program Perkasa ini angka kesakitan dapat terkendali dan masyarakat sehat dapat terwujud.

Sejak program ini diluncurkan pada Januari 2022 kemarin, BPJS Kesehatan Cabang Semarang telah melakukan pengiriman WA blast kepada 28.552 peserta.

Sebanyak 5.164 peserta JKN-KIS di Kota Semarang telah terdaftar dalam program Perkasa dan sebanyak 37persen peserta dalam kategori “Gemuk dan Obesitas” dan hanya 10 persen  peserta dalam kategori sangat kurus (IMT kurang dari normal).

Semakin dini peserta JKN-KIS mengetahui kondisi kesehatannya, maka semakin cepat upaya pengelolaan risiko sehingga jumlah penderita penyakit kronis dapat menurun.

Efek jangka panjang yang diharapkan adalah menurunnya pembiayaan penyakit-penyakit tersebut, sehingga program JKN-KIS dapat terus memberikan manfaat kepada peserta lain yang membutuhkan.

Selain itu, BPJS Kesehatan Cabang Semarang juga gencar melakukan pencegahan risiko penyakit bagi pesertanya melalui kegiatan promotif dan preventif.

Jaring 21 Ribu Peserta

Skrinning riwayat kesehatan digadang-gadang sebagai salah satu program unggulan. Sepanjang tahun 2021, kantor cabang Semarang menjaring 21.853 peserta, untuk melakukan deteksi dini penyakit diabetes mellitus, hipertensi, jantung dan gagak ginjal kronis.

Skrining Riwayat Kesehatan dapat menangkap 15 persen peserta yang memiliki faktor risiko penyakit kronis, sehingga dapat di edukasi dan di tatalaksana sedini mungkin oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.

“Tahun 2022 ini kami juga telah mengkampanyekan kembali program skrinning riwayat kesehatan ini, sampai saat ini baru 9.031 peserta yang telah melakukan skrinning, harapannya di sisa 3 triwulan ini kami bersama faskes bisa menggerakkan masyarakat untuk sadar skrining riwayat kesehatan,” tandasnya. (*)