MAMUJU (jatengtoday.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat mendirikan tenda darurat bagi pasien di halaman Rumah Sakit Mitra Manakarra, setelah daerah itu terkena dampak Gempa Majene berkekuatan magnitudo 5,9, Kamis (14/1/2021) siang.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Mamuju Ali Rachman menyatakan, pendirian tenda darurat itu dilakukan atas permintaan pihak RS Manakkarra karena pasien di lantai 2 dan 3 masih trauma dan takut ada gempa susulan.
“Pihak rumah sakit meminta agar didirikan tenda sementara untuk merawat pasien dari lantai dua dan lantai tiga. Gempa tersebut membuat para pasien panik sehingga mereka keluar ke halaman rumah sakit untuk menyelamatkan diri,” kata Ali Rachman.
Selain para pasien Rumah Sakit Mitra Manakarra, kepanikan juga dialami para pasien RSUD Regional Provinsi Sulawesi Barat.
“Iya, pasien di RSUD Regional Sulbar juga sempat panik dan ke luar ruangan,” ujar Ali Rachman.
Hingga Kamis sore, sejumlah pasien dan keluarganya terlihat masih tidak bersedia masuk ke ruang perawatan. Para petugas dari BPBD Kabupaten Mamuju dibantu beberapa petugas dari rumah sakit, juga terlihat sedang membangun tenda darurat.
“Kami akan tetap bertahan di sini karena masih was-wasa terjadi gempa susulan. Kami akan tetap di sini sampai betul-betul kami anggap aman,” kata Kamaruddin (52), salah seorang pasien yang sebelumnya dirawat di kamar 209 lantai 2, RS Mitra Manakarra.
Guncangan Hebat
Saat terjadinya gempa, ia mengaku nyaris tertimpa plafon kamar rumah sakit tempatnya dirawat karena kuatnya guncangan.
“Plafon kamar rumah sakit sempat ambruk dan nyaris menimpa saya. Untungnya, ada keluarga pasien di sebelah saya yang menahan plafon itu sehingga saya berhasil selamat,” tuturnya.
“Kami kemudian menyelamatkan diri dan lari ke halaman rumah sakit. Saya tidak lagi merasakan sakit yang penting bisa menyelamatkan diri dari runtuhnya plafon,” terang Kamaruddin yang mengaku sudah dirawat di rumah sakit itu selama tiga hari akibat penyakit prostat.
Sejumlah perawat RS Mitra Manakarra mengatakan, belum bisa memastikan sampai kapan para pasien tersebut akan dikembalikan ke ruang perawatan.
“Mereka (pasien) tidak mau masuk ke ruang perawatan dan meminta dirawat di sini saja. Jadi, kami tidak bisa juga memaksa. Ada beberapa dinding tembok rumah sakit yang retak. Kami belum bisa memastikan kerusakan sebab saat ini masih sibuk menangani pasien,” kata salah seorang perawat.
Gempa tektonik dengan magnitudo 5,9 mengguncang Kabupaten Majene pada Kamis siang sekitar pukul 14.35 WITA.
Gempa yang berpusat pada koordinat 2,99 Lintang Selatan dan 118,89 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak empat kilometer arah Barat Laut Kabupaten Majene dengan kedalaman 10 kilometer itu, terasa hingga di Kabupaten Mamuju dan beberapa wilayah lainnya di Sulbar, termasuk di wilayah Sulawesi Selatan.
Gempa susulan dengan magnitudo 4,9 kembali terjadi pada pukul 15.00 WITA. (ant)
editor : tri wuryono