SEMARANG (jatengtoday.com) – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang M Abdul Hakam menduga, transaksi uang tunai menjadi media penyebaran Covid-19 di Pasar Rejomulyo atau Pasar Kobong.
Menurutnya, transaksi menggunakan uang tunai memang rentan. Apalagi melihat kurangnya kedisiplinan mencuci tangan di kalangan penjual ataupun pembeli.
“Kami duga penyebaran virus di Pasar Kobong salah satunya melalui tranksaksi uang tunai,” ujar Hakam, Rabu (27/5/2020).
Hakam berpendapat bahwa sistem penjualan di area pasar ikan segar tersebut harus diperbaiki untuk mencegah penularan. Pihaknya berharap masyarakat, baik pedagang ataupun pembeli bisa menerapkan protokol kesehatan.
Saat ini Pasar Kobong masih ditutup untuk dilakukan sterilisasi. “Saya minta, setelah dibuka lagi, masyarakat lebih disiplin, jaga jarak, gunakan masker, dan selalu cuci tangan,” harapnya.
Sebelumnya, Pasar Kobong Semarang ditutup usai ditemukan pedagang dan pembeli yang dinyatakan positif Covid-19, Jumat (22/5/2020) lalu.
Pemerintah Kota Semarang terus melakukan tracking (pelacakan) terhadap klaster penyebaran Covid-19 di Pasar Kobong tersebut.
Awalnya di pasar itu hanya ditemukan tiga orang positif Covid-19. Kemudian ditelusuri dan dilakukan rapid test. Hasilnya enam orang dinyatakan reaktif yang kemudian dikarantina di Rumah Dinas Wali Kota untuk melaksanakan swab test.
Penelusuran klaster tersebut kembali dilakukan dan ditemukan 11 orang lain yang hasilnya reaktif.
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak juga melakukan penelusuran ke Pasar Ikan Sayung, Demak, yang diketahui lima orang di pasar itu juga dinyatakan reaktif. Total ada 26 orang yang berkaitan dengan Pasar Kobong. (*)
editor: ricky fitriyanto