KARANGANYAR (jatengtoday.com) – Minum kopi tak sekedar menikmati rasanya. Lebih dari itu, ngopi kini sudah menjadi tren. Ada lifestyle disana. Fenomena tersebut jika dikembangkan akan mendatangkan efek luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi.

Kopi Karanganyar Lawu misalnya. Sejak zaman VOC, komoditas yang ditanam di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ini menjadi primadona. Namun kemudian justru meredup. Kini, Kopi Karanganyar Lawu coba dihidupkan kembali. Meski dalam jumlah sedikit, Kopi Karanganyar Lawu sudah diekspor hingga Taiwan.
Sabtu (2/3/2019) malam, tekad membangkitkan Kopi Karanganyar Lawu itu digemakan dari Plaza Alun-alun Karanganyar. Yaitu melalui acara Coffee Culture Fest yang digelar Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (IKA FIB Undip) dan Pemkab Karanganyar.
Berbagai kegiatan digelar dalam acara yang dihadiri Forkompimda Kabupaten Karanganyar itu. Mulai bazaar kopi, barista contest, live music, hingga ngopi bareng sambil meneriakkan “Kopi Karanganyar Lawu, Mantaap !!!”.
Ketua DPP IKA FIB Undip, Agustina Wilujeng Pramestuti yakin kejayaan Kopi Karanganyar Lawu di masa lalu akan kembali lagi. Pihaknya selaku IKA FIB Undip dan DPR RI siap membantu pengembangannya.
“Tak hanya proses budidaya benih, tapi juga meningkatkan usaha dari teman-teman yang berjualan kopi,” ujar anggota Komisi IV DPR RI tersebut.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU antara Pemkab Karanganyar dengan PTPN untuk pendampingan pertumbuhan kopi. Juga diberikan bantuan ribuan bibit kopi bagi para petani.
Dia menambahkan, kualitas Kopi Karanganyar Lawu sudah terbukti dengan adanya kedai kopi yang racikannya menjadi juara nasional di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Agustina berharap banyak barista di Karanganyar akan menjadi juara di festival lainnya.
“Karena itu, mari ngopi bersama, divideokan, dan diunggah di medsos agar dunia melihat Karanganyar memiliki potensi yang besar,” ungkapnya.
Bupati Karanganyar Juliyatmono menambahkan kini banyak anak muda menggeluti bisnis kopi. Mulai menjadi petani, menjual kopi, hingga membuka kedai kopi. “Saya berharap anak muda yang berbisnis kopi, menjadi kaya semua,” ungkapnya.
Menurutnya, Kopi Karanganyar Lawu memiliki berbagai keunggulan. “Sensasinya beda, rasanya berbeda, aura beda, dan nilai historisnya ada,” ujarnya.
Dia berharap bantuan 20 ribu bibit kopi yang diberikan ke petani dapat memberi sejumlah manfaat. Mulai memperluas kebun kopi, hingga menjaga kelestarian lingkungan.
“Selama ini bahan baku Kopi Karanganyar Lawu kurang. Nanti setelah 200 hektare lahan kita tanami, harapannya dalam 3-4 tahun bisa berbuah dan menghasilkan,” tandasnya. (*)