JAKARTA (jatengtoday.com) – Tenaga Kesehatan seperti dokter dan perawat serta aparat Kepolisian dan Tentara Republik Indonesia (TNI) merupakan garda depan (front liners) menjadi prioritas yang akan mendapatkan injeksi vaksin Covid-19 terlebih dahulu.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) sekaligus Menteri Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto.
Menurut Airlangga, prioritas ini sesuai dengan instruksi dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo sekaligus mengikuti standar World Health Organization (WHO). “Kami memohon kesabaran seluruh warga Indonesia karena vaksin datang secara bertahap dan karenanya kami harus membuat prioritas,” kata Airlangga melalui keterangan tertulis yang diterima pada Kamis (10/12/2020).
Dia menambahkan, penetapan prioritas ini telah mengikuti standar yang diberikan oleh WHO dan juga melalui ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) serta mereka yang ahli di bidangnya.
Airlangga meminta agar masyarakat bersabar karena vaksinasi sifatnya bertahap dengan jangka waktu akhir 2020, di awal 2021 sampai dengan 2022. Dia berharap protokol kesehatan harus tetap dilakukan.
“Kami meminta masyarakat tetap menerapkan 3T (Testing, Tracing dan Treatment) serta 3M (Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, Memakai Masker serta Menjaga Jarak),” tegas Airlangga.
Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 telah tiba di Bandara Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020) malam. Pesawat charter milik maskapai Garuda Indonesia yang membawa vaksin tersebut mendarat sekitar pukul 21.30 WIB malam.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta agar seluruh prosedur ilmiah dalam rangka persiapan vaksinasi harus dilalui dengan baik untuk menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat serta meningkatkan efektivitas vaksin Covid-19. Persiapan distribusi vaksin juga harus dilakukan secara matang.
Menurut Jokowi, pertimbangan ilmiah serta hasil akhir uji klinis lah yang akan menentukan kapan vaksinasi Covid-19 dapat dilakukan. (*)
editor : tri wuryono