SEMARANG (jatengtodaym.com) – Sejumlah tarian telah dilahirkan Sanggar Greget Semarang untuk menggambarkan taji kaum wanita. Sejumlah tarian itu disajikan lewat sebuah karya tari dalam helatan ‘Penyajian Tari Sanggar Greget Semarang’ di Gedung Pusat Kesenian Jawa Tengah (PKJT), Minggu (22/7).
Pengasuh Sanggar Greget Semarang, Yoyok Bambang Priyambodo mengungkap perempuan memiliki kekuatan dan ketangguhan yang sangat besar. Meski demikian, lanjutnya, para perempuan tidak lantas menggunakan keistimewaan mereka secara asal.
“Karena itu kami persembahkan bagi seluruh perempuan, sajian tari, Bedhaya Ratu Gayatri yang menggambarkan bagaimana perempuan Jawa itu,” jelasnya di sela-sela acara.
Tak hanya itu, Yoyok juga menggambarkan kehebatan sosok perempuan, melalui sajian Tari Larasati Krida. Menurut Yoyok, karya ini menggambarkan sosok Dewi Larasati yang handal dalam olah kanuragan maupun keprajuritan.
“Tarian ini berkisah tentang emansipasi dan partisipasi kaum perempuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban bangsa dan negara serta sebagai bentuk karya nyata, bahwa sosok perempuan seperti Dewi Larasati punya dedikasi dalam membangun negeri bersama rakyat,” paparnya.
Yoyok menambahkan, perempuan dalam bahasa Kawi disebut juga dengan Estri. Menurutnya, Estri merupakan serapan dari kata Estren dalam Bahasa Kawi yang penjurung (pendorong).
“Dari kata (estren) itu, lalu terbentuklah istilah, hangestreni yang berarti mendorong. Kami sangat terinspirasi bagaimana para perempuan berhasil mendorong masyarakat membangun Negara Indonesia. Untuk mewujudkannya, kami tuangkan dalam sebuah tari karya Sanggar Greget,” tuturnya.
Selain menyajikan dua tarian tersebut, Sanggar Greget juga menyuguhkan Tari Warak Dugder, Tari Kluruk Jago, Tari Song-song Riwis, Tari Kalong, Tari Denok Deblong, Tari Jathilan Topeng, Tari Krida Pring, dan Balet. Semuanya, dibawakan oleh sedikitnya 120 penari Sanggar Greget dan 17 Sanggar di Jawa Tengah. (ajie mh)
Editor: Ismu Puruhito