Sabtu, Januari 16, 2021
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi
  • Masuk
IKUT MENULIS
Jateng Today
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
Jateng Today
No Result
View All Result

Tanya Kepada Rumput Bergoyang, Mengapa Tarif Tol Mencekik?

Kalau tarif mahal, rakyat tidak mampu membayar, dan pengusaha dirugikan, lantas untuk apa infrastruktur jalan tol dibangun?

Abdul Mughis oleh Abdul Mughis
Kamis, 10 Januari 2019
di INDEPTH
Reading Time: 5min read
Tanya Kepada Rumput Bergoyang, Mengapa Tarif Tol Mencekik?

Jalan tol Trans Jawa yang melintas di Ngaliyan Semarang. abdul mughis/jatengtoday.com.

BagikanTwit

SEMARANG (jatengtoday.com) – Diresmikannya Tol anyar yang membelah Pulau Jawa baru-baru ini menjadi kabar bahagia. Pemerintah pusat telah menyediakan fasilitas infrastruktur berupa akses jalan bebas hambatan.

Sebagian pihak mengeklaim bahwa hal tersebut menjadi bukti keberhasilan tampuk kepemimpinan. Namun rupanya kemegahan jalan tol ini dinilai hanya menguntungkan segelintir pihak saja, yakni orang kaya dan tentu saja investor tol. Sedangkan kebanyakan rakyat kecil dan pengusaha hanya bisa gigit jari lantaran tarif tol mahal.

Mereka mengaku tak tahu harus mengadu kemana. “Ya namanya rakyat kecil bisa apa? Manut terhadap kebijakan apa saja yang ditetapkan oleh pemerintah. Termasuk tol baru ini. Saya bahagia mendengar kabar jalan tol baru telah diresmikan. Tapi begitu melihat tarifnya, wah mendadak hilanglah kebahagiaan itu,” keluh salah satu warga Ngaliyan Semarang, Yuswinarto (45), kepada jatengtoday.com, Kamis (10/1/2019).

Menurutnya, tarif tol baru yang diterapkan ini belum sepenuhnya berpihak kepada rakyat kecil. “Bagi saya yang ekonomi menengah ke bawah, jalan tol ini hanya cocok untuk perjalanan jarak pendek. Sebab, kalau jarak jauh, biaya tol ini sudah bisa untuk beli BBM (bahan bakar minyak),” katanya.

Begitupun salah satu pengemudi mobil asal Yogyakarta, Budi, yang singgah di Semarang. Dia mengaku hanya masuk tol saat jalan utama terjadi kemacetan saja. “Saya baru saja perjalanan dari Yogyakarta, Surabaya, dan Semarang. Saat perjalanan ke Surabaya, saya cari info tarif tol. Wah, ternyata sangat mahal,” katanya.

Ia akhirnya memilih jalur utama yang biasa dilewati. Bukan lewat tol. “Bayangkan saja, perjalanan ke Surabaya lewat tol tarifnya berkisar Rp 250-an ribu. Itu sudah bisa untuk beli bensin,” katanya.

Budi menyayangkan dan memertanyakan, mengapa tarif tol sangat mahal? Menurutnya tarif tersebut di kalangan rakyat menengah ke bawah cukup mencekik leher. “Tapi apalah daya rakyat kecil seperti kami. Mau protes ke siapa? Bisanya hanya tanya kepada rumput bergoyang,” katanya sembari bercanda.

Keluhan serupa juga datang dari kalangan pengusaha. Salah satunya Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Tengah, Tony Winarno.

Ia menjelaskan, biaya antar logistik dari Semarang ke Surabaya melewati Tol Trans Jawa, harus merogoh kocek Rp 259 ribu untuk sekali jalan. “Sementara ongkos solar Rp 200 ribu sekali jalan. Ongkos itu, dikalikan dua kali yakni untuk pulang pergi jadi Rp 518 ribu plus dengan biaya bahan bakar Rp 400 ribu pulang pergi pula,” katanya.

Dengan demikan, biaya logistik jauh lebih mahal. Mestinya, adanya jalan tol bertujuan agar bisa lebih efektif. Bisa memangkas biaya, akses lancar, dan mendukung roda perekonomian.

“Nah, ini malah menambah biaya. Dari segi bisnis jelas ini tidak menguntungkan bagi pengusaha logistik,” katanya.

Tony juga memertanyakan mengapa tarif tol sangat mahal. Kalau tarif mahal, rakyat tidak mampu membayar, dan pengusaha dirugikan, lantas untuk apa infrastruktur jalan tol dibangun? “Jalan tol ini untuk siapa? Kalau untuk rakyat, mengapa tarifnya sangat mahal. Sebab, tarif mahal ini sangat merugikan,” katanya.

Sejauh ini, kata Tony, barang-barang logistik yang paling banyak dikirim oleh anggota Asperindo mayoritas barang UMKM dari Solo, Semarang, maupun Yogyakarta dengan tujuan berbagai kota termasuk luar Jawa Tengah.

“Tarif tol mahal akan berimbas pada usaha kecil yang dikirim dari pengarajin. Bagi kami tol hanya jalur alternatif saja, kami lebih memilih jalur di luar tol meski harus memutar,” katanya.

Sementara, Nugroho Arif dari Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah menyampaikan hal senada. Menurutnya, tarif Tol Trans Jawa belum berpihak kepada pengusaha truk.

“Selain mahal, Tol Trans Jawa ini juga minim rest area untuk truk. Apabila ban pecah bisa repot,” katanya.

Apabila terjadi kejadian seperti itu, lanjutnya, salah satu jalan keluarnya adalah mengirim bantuan perlengkapan atau tim servis. “Kami sering menyarankan truk memilih jalur Pantura saja. Kalau kendaraan pribadi banyak masuk tol, kondisi Pantura sepi,” katanya.

Berdasarkan pengalaman sejak Jalan tol Trans Jawa diresmikan Desember lalu, kata dia, truk ke arah Jakarta melintasi Pantura membutuhkan waktu 24 jam dengan istirahat.

“Beda sebelum ada tol, Pantura macet. Perjalanan bisa lebih dari satu hari. Kasihan sopirnya harus menanggung biaya tambahan perjalanan,” katanya.

Meski begitu, ia meminta agar tarif tol dikaji ulang. Sehingga adanya jalan tol juga berpihak dan bermanfaat bagi rakyat kecil dan pengusaha.

Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, telah merilis tarif tol Trans Jawa. Ada 20 ruas jalan tol yang mengelilingi Pulau Jawa yang dioperasikan oleh beberapa Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

Untuk kendaraan golongan I, yang melewati ruas tol Jakarta-Cikampek-Semarang, dikenakan tarif sebesar Rp 226.000. Dari Merak menuju Semarang melewati ruas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR)-Jakarta-Cikampek-Semarang dikenakan tarif Rp 289.000.

Selanjutnya, dari Jakarta menuju Surabaya menyusuri ruas tol Jakarta-Cikampek-Surabaya dikenakan tarif tol sebesar Rp 483.000. sedangkan dari Merak ke Surabaya lewat ruas tol JORR-Jakarta-Cikampek-Surabaya dikenakan tarif seharga Rp 546.000. (*)

editor : ricky fitriyanto

Trending Topic: headlinejalur tol Trans JawaPT Jasa Marga Perserotarif jalan tol Trans JawaTarif tol mahaltol Jakarta-Surabaya
Masuk untuk Berkomentar

TERBARU

Korban Tewas akibat Gempa Sulbar Bertambah jadi 42 Orang

Korban Tewas akibat Gempa Sulbar Bertambah jadi 42 Orang

15 Januari 2021
Kemensos Kirim Bantuan Senilai Rp 1,7 Miliar ke Sulbar

Kemensos Kirim Bantuan Senilai Rp 1,7 Miliar ke Sulbar

15 Januari 2021
Tarif Tol Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang Naik Mulai 17 Januari, Ini Rinciannya

Tarif Tol Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang Naik Mulai 17 Januari, Ini Rinciannya

15 Januari 2021
Korban Jiwa Gempa Sulbar 34 Orang

Korban Jiwa Gempa Sulbar 34 Orang

15 Januari 2021
Selama PPKM, PKL di Batang Hanya Boleh Jualan sampai Jam 8 Malam

Selama PPKM, PKL di Batang Hanya Boleh Jualan sampai Jam 8 Malam

15 Januari 2021
Soal Konflik Warga Kandang Doro dan KAI, Pemkot Solo Tawarkan Solusi Ini

Soal Konflik Warga Kandang Doro dan KAI, Pemkot Solo Tawarkan Solusi Ini

15 Januari 2021

POPULAR NEWS

  • Seluruh ASN di Lingkungan Setda Kudus Jalani WFH hingga 2 Oktober

    Gaji Non ASN di Kota Semarang Tersendat, Begini Penjelasannya

    2578 share
    Share 1031 Twit 645
  • Ribuan Non ASN Pemkot Semarang Belum Gajian, BPKAD: Diupayakan Secepatnya

    995 share
    Share 398 Twit 249
  • Dipensiun Tanpa Pesangon, Sekuriti Bank Mandiri Semarang Tuntut Keadilan

    856 share
    Share 342 Twit 214
  • Perusahaan Pembuat Bingkai di Semarang Diduga Larang Karyawan Ikut FSPMI

    834 share
    Share 334 Twit 209
  • Eksotisme Bledug Kuwu, Situs Legenda Jaka Linglung

    2531 share
    Share 1012 Twit 633
jateng today

Kantor dan Redaksi

Diterbitkan oleh PT Cakra Media Jateng Kantor, Redaksi:
Gd. Monod Diephuis & Co.
Jl. Kepodang 11-13 Kota Lama, Semarang.

Telp: 024-8694252, 081325175005
Email: jatengtodayredaksi@gmail.com
Info Iklan: 081-325-17-5005

Direktur: Agus Suryo Winarto
Pemimpin Redaksi: Ricky Fitriyanto
Staf Redaksi: Tri Wuryono (Editor), Abdul Mughiz, Ajie Mahendra, Baihaqi Annizar, Yoyok Kusri
Webmaster: Day Milovich
Desain Grafis: Ninna Prana S
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi

© 2018 Jateng Today

No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
  • Masuk

© 2018 Jateng Today

Hai, Jumpa Lagi!

Masuk ke Akun Anda

Lupa Password?

Buat Akun Baru

Selangkah lagi. Isi formulir berikut:

Buat isian di semua kotak Masuk

Siap memulihkan password

Masukkan username atau email Anda untuk ganti password baru

Masuk