JAKARTA (jatengtoday.com) – Sebanyak 20 unit rumah warga Garut tertimbun longsor pada Kamis (3/12). Tingginya intensitas hujan tinggi dan pergerakan tanah di lokasi kejadian diduga menjadi pemicu longsor yang terjadi sekitar pukul 06.30 WIB.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut melaporkan tanah longsor juga menutup akses jalan setempat. Berdasarkan informasi per Kamis (3/12), pukul 18.00 WIB, jalan yang tertutup material longsor belum dapat diakses kendaraan. Saat itu masih terjadi hujan dengan intensitas ringan. Namun demikian, alat berat telah diturunkan untuk pembersihan material longsor.
Dikutip dari keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (4/12/2020), tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Garut segera melakukan kaji cepat setelah mendapatkan informasi dari masyarakat. Tim telah berkoordinasi dengan lembaga dan dinas terkait untuk upaya penanganan darurat di lokasi kejadian. Mereka juga melakukan evakuasi warga yang terdampak.
“Pembersihan material longsor masih terus berlangsung di lokasi yang dilakukan oleh tim gabungan dan masyarakat setempat,” demikian pernyataan BNPB.
Dalam keterangan itu juga disebutkan bahwa BPBD setempat mencatat sekitar 30 KK atau 100 jiwa mengungsi sementara waktu. Dua desa yang terdampak, yaitu Desa Sukamulya dan Desa Sukalaksana yang keduanya berada di Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.
Selain 20 unit rumah warga yang tertimbun longsor, BPBD juga mengidentifikasi sekitar 92 unit rumah lain yang terancam.
Kabupaten Garut merupakan salah satu wilayah dengan potensi bahaya tanah longsor dengan tingkat kerawanan sedang hingga tinggi. Sebanyak 42 kecamatan teridentifikasi dengan potensi bahaya tersebut. Hal itu dapat dilihat pada analisis InaRISK yang dapat diakses pada inarisk.bnpb.go.id.
Dilihat pada prakiraan cuaca tiga harian dari BMKG, Provinsi Jawa Barat termasuk yang berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang pada hari ini, Jumat (4/12). Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya hidrometerologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang. (*)
editor : tri wuryono