in

BuzzFeed Populer (Melampaui CNN, Guardian, dan HuffPost) Karena 4 Taktik Ini

Belajar dari BuzzFeed, cara kita menulis content akan berbeda.

(Credit: AdWeek)

BuzzFeed unggul melawan Guardian dan CNN karena mereka punya 5 resep ampuh berikut ini:

Keterbacaan

BuzzFeed unggul telak di antara web lain, dalam hal keterbacaan. BuzzFeed dapat ribuan share per tulisan karena keterbacaan.

Masalah berat, ada di bahasa Indonesia, yang punya awalan, akhiran, kata-majemuk yang panjang, sehingga suatu kata punya lebih dari 3 silabi (suku-kata).

Contohnya? “Membacakan”, “mempertanggungjawabkan”, “mempersoalkan”, “memprakarsai”, “menyelamatkan”, “berkemungkinan”, “memungkinkan”, “kesempurnaan”, “dirumahsakitkan”, “dibubarkan”, dst.

Secara sintaksis benar, namun untuk faktor keterbacaan, ini bermasalah bagi pembaca.

Solusi yang saya terapkan: Saya pangkas sebisa mungkin. Kalau perlu, pakai kata dasar. Pecah yang panjang menjadi pendek. Cukup 2 silabi (suku-kata), kalau bisa.

Saya belajar dari BuzzFeed yang menang di masalah readibility. Gunakan kata singkat dengan silabi (suku kata) sependek mungkin.

Riset Scribblers terhadap 500 artikel teratas dari TheHuffingtonPost, CNN, dan BuzzFeed, salah satu hasilnya: mereka bagus karena faktor “readibility”, yang dirancang untuk pembaca tingkat dasar.

Solusinya, bukan mempersingkat tulisan, tetapi: sejak awal, targetkan demografi (untuk siapa), dan bagaimana style tulisan kamu. Kalau style tulisanmu untuk milenial, sesuaikan dengan cara milenial membaca.

Apa kata Yoast, plugin SEO terbaik untuk web tentang readibility?

Keterbacaan terbaik, menurut Yoast:

  • Per kalimat, di bawah 20 kata;
  • Per kata, jangan lebih dari 3 silabi (suku-kata);
  • Sering pakai kata transisi untuk peralihan kalimat, misalnya: yang terpenting, maka, selain itu, artinya, dll.

Lawan BuzzFeed adalah Robot

Pertanyaan sebelum menulis dan selama editing, selalu ini: “Apakah content saya bernilai?” dan “Bagaimana kira-kira orang akan berinteraksi dengan content ini?”.

Tambahan dari saya.. Jangan kayak Google Translate. Lupakan umur kamu, semua umur pembaca 18 tahun. Kalahkan singkatnya iklan. Pingsanlah ketika menyunting, asalkan jangan sakiti pembaca.

Ukuran “tidak seperti robot” adalah bisa membuat orang tersenyum dan menjadi perbincangan.

Faktor kemenangan BuzzFeed dalam keterbacaan, bukan hanya tentang silabi. Keterbacaan tidak berhenti sampai di situ.

BuzzFeed membuat orang tertawa dan mau selesaikan kuis. Setelah kuis selesai, akan diarahkan ke content.

Kuis BuzzFeed punya tingkat penyelesaian 95%. BuzzFeed menyentuh emosi pembaca. Persona mereka adalah orang-orang yang jenuh bekerja, ingin break sebentar, dan mencari tawa.

BuzzFeed membungkus “iklan” mereka dengan content dan quiz. Misalnya, ketika bekerjasama dengan Osprey, yang jual peralatan hiking, BuzzFeed membuat quiz berisi tempat hiking seperti apa yang pas untukmu. Orang merasa menemukan selera mereka sekaligus penasaran ingin lihat tawaran Osprey.

“Kebutuhan apa yang dimainkan sebuah cerita (tulisan) dalam kehidupan seseorang? Ketika kamu mengalami hal berat di tempat kerja dan melihat tulisan “13 Langkah Sederhana Agar Kamu Bisa Lewati Hari yang Sulit” bisa penuhi kebutuhan emosional.” (Jonah Peretti, Pendiri BuzzFeed).

BuzzFeed memakai “makanan lezat” untuk kuis kepribadian, jadi orang mau terlibat. Psikologi disajikan dalam “makanan lezat”. Misalnya dalam kuis, “ Lihat Kepribadianmu dari Selera Makan”.

Tidak Harus Panjang, Tidak Harus Pendek

Redaksi kamu harus punya “code” dalam menulis content. Sebagai penulis, saya juga punya “code” sendiri. Panjang dan detail. Kalau terkait “nilai” yang kamu berikan kepada pembaca, perhatikan ini:

Konsisten dalam bercerita, berikan yang bernilai, dan jangan bohongi pembaca.
Wawasan nyata untuk topik kompleks. Buat orang merasa pintar, dapat sesuatu.

Bernas. Jangan kejar 2000+ kata jika tidak perlu.

Bungkus Iklan dalam Content

Konten bermerk, bukan iklan. Tidak masalah mencantumkan merk, asalkan memang pas kamu taruh di tulisan.

Contohnya, orang kesulitan menebak, mana di antara tulisan ini yang merupakan advertorial.

Intinya begini: Kalau mau bekerja sama dengan brand, buatlah advertorial (content untuk brand itu). Misalnya, bekerja sama dengan brand Osprey yang jual peralatan hiking, BuzzFeed membuat kuis kepribadian terkait hiking. Untuk tahu lebih lanjut, akan diarahkan ke halaman Osprey (brand pengiklan).

Informasi disebut “menipu” jika click-bait, “kosong”, dan bias.
Berikan rasa nostalgia kepada pembaca. Mereka setiap hari bisa rekam suara, lihat yang setahun yang lalu, nyaris tanpa nostalgia, jadi mereka suka nostalgia.

Mungkin masih ada temuan lain, yang bisa kamu pelajari dari Buzz Feed? [dm]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *