JAKARTA (jatengtoday.com) – Staf medis di Hong Kong melanjutkan aksi mogok hari ketiga pada Rabu (5/2/2020), meningkatkan tekanan terhadap pemerintah agar menutup perbatasan dengan daratan Tiongkok saat jumlah kasus virus corona baru yang ditularkan secara lokal melonjak.
Bekas koloni Inggris tersebut menyaksikan kematian pertama akibat virus corona pada Selasa. Pihaknya mengonfirmasi 18 kasus, termasuk sedikitnya empat orang yang ditularkan secara lokal.
“Saat penyakit tersebut menyebar dengan cepat di dalam masyarakat kami, dan kasus terinfeksi secara lokal terus meningkat, kami sangat dekat dengan wabah masyarakat besar-besaran yang sebanding dengan SARS,” menurut serikat yang baru saja dibentuk Hospital Authority Employees Alliance (HAEA).
Wabah virus corona, yang muncul di Kota Wuhan Tiongkok tengah pada Desember, membangkitkan memori wabah Infeksi Saluran Pernapasan Berat (SARS) 2003 di Hong Kong, virus corona lain yang berasal dari Tiongkok dan menyebabkan hampir 300 orang meninggal di kota tersebut.
Virus itu menyebar dengan cepat di Tiongkok dengan hampir 25.000 kasus terkonfirmasi dan 490 kematian, sebagian besar berada di Wuhan dan sekitar Provinsi Hubei.
Staf medis dan anggota serikat buruh lainnya di Hong Kong mendesak agar perbatasan dengan daratan sepenuhnya ditutup.
Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam menangguhkan sejumlah hubungan dengan daratan dan menutup beberapa penyeberangan perbatasan. Namun, dirinya tetap membiarkan tiga akses terbuka dengan alasan bahwa penutupan perbatasan secara menyeluruh tidak pantas, tidak praktis dan diskriminatif.
Ribuan staf medis bergabung dengan anggota serikat buruh lainnya pekan ini dan HAEA Hong Kong telah memeringatkan bahwa layanan darurat sangat terganggu. Jaringan rumah sakit umum Hong Kong mengalami kekurangan staf. Tempat tidur rumah sakit pun jumlahnya terbatas sebelum terjadi wabah virus corona. (ant/rtr)
editor : tri wuryono
in Peristiwa