MAGELANG (jatengtoday.com) – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogjakarta menaikkan status Gunung Merapi dari normal menjadi waspada. Pasalnya, dalam dua hari ini, sudah terjadi tiga kali letusan pada gunung berapi tersebut.
Pertama, Gunung Merapi kembali menyemburkan letusan freatik pada Senin (21/55) dini hari sekitar pukul 01.25. Sedangkan MAGELANG (jatengtoday.com) – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogjakarta menaikkan status Gunung Merapi dari normal menjadi waspada kedua, terjadi pukul 09.36. Kemudian Selasa (22/5) sekitar 01.47 pagi, terjadi letupan susulan selama tiga menit. Erupsi yang terpantau di Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, Gunung Merapi menyemburkan ketinggian asap 3.500 meter dan amplitudo seismik 40 mm.
Asap Merapi lebih banyak mengarah ke daerah Jogjakarta. Informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIJ, warga di sekitar lereng Gunung Merapi langsung melakukan evakuasi mandiri seperti warga Srunen sekitar pukul 02:03, sementara pukul 02:08 warga Turgo evakuasi ke Lapangan Tritis.
“Pukul 02:09 warga sekitar Pos Aju SAR DIJ evakuasi mandiri ke Balai Desa Umbulharjo. Pukul 02:16 Dusun Kalitengah Lor terpantau hujan abu. Pukul. 02.26 warga Kaliurang Timur berada di titik kumpul jalur evakuasi (ruas jalan),” jelas Manager Pusdalop BPBD DIJ, Danang Samsu Rizal.
Pihaknya mengimbau agar warga tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Warga hanya perlu mengantisipasi terjadinya hujan abu di sekitar Gunung Merapi. Sementara tindakan BPBD yang dilakukan antara lain mendistribusikan logistik kepada masyarakat yang sudah ditampung di barak pengungsian.
“Kami juga terus melakukan pantauan situasi dan kondisi di wilayah lereng Merapi sebelah Timur, Tengah dan Barat. Warga, relawan dan petugas melakukan kegiatan ronda malam di beberapa wilayah di lereng Merapi, sekaligus menenangkan dan memberi rasa aman warga,” bebernya. (ajie mh)
editor : ricky fitriyanto