SEMARANG (jatengtoday.com) – Di usia ke-60 tahun, Sudarso, warga Sambiroto Semarang, masih bersemangat bekerja sebagai pengayuh becak di Kota Lama Semarang.
Hasil peluh keringatnya selama ini cukup untuk menghidupi istri dan enam anaknya tercinta. Termasuk membiayai sekolah hingga menamatkan bangku SMA. Penghasilan setiap harinya tidak menentu, berkisar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. Itupun masih menanggung setoran untuk pemilik becak.
Kali ini, Sudarso tampak tak mampu menyembunyikan raut wajah sumringah saat mendapatkan becak gratis dari pengelola gedung cagar budaya Monod Diephuis Kota Lama, Sabtu (30/6).
“Alhamdulillah, saya sebagai tukang becak merasa sangat terbantu. Saya senang sekali. Semoga Kota Lama ini semakin ramai dikunjungi wisatawan,” kata pria asal Demak itu saat ditemui jatengtoday.com usai menerima bantuan becak tersebut.
Dia mengaku tidak memiliki pekerjaan lain selain sebagai tukang becak di kawasan cagar budaya Kota Lama Semarang sejak dua tahun lalu. “Selama ini, penghasilan tukang becak di Kota Lama tidak menentu. Kalau pas sepi ya hanya Rp 50 ribu. Setiap hari mangkal di Berok,” katanya.
Mesti berpenghasilan rendah, Sudarso mengaku tak ingin melihat anak-anaknya putus sekolah. “Alhamdulillah, saya bisa menyekolahkan enam anak, hingga lulus SMA,” katanya.
Saat ini, di Kota Lama kurang lebih ada 30 orang tukang becak. Tetapi sebagian kadang tidak aktif. “Tukang becak yang aktif setiap hari kurang lebih 15 orang. Pekerjaannya hanya sebagai tukang becak. Kalau sebagian yang lainnya hanya untuk pekerjaan tambahan,” katanya.
Ia mengaku senang karena Kota Lama sekarang semakin ramai dan banyak dikunjungi wisatawan. Dulu jarang ada becak yang narik pengunjung Kota Lama. Sekarang banyak turis berkunjung di Kota Lama. Banyak wisatawan suka naik becak.
Pemilik Gedung Cagar Budaya Monod Diephuis & Co, Agus S Winarto, mengatakan kegiatan sosial menjadi hal yang rutin yang dilakukan. Mengapa kali ini melibatkan tukang becak? “Keberadaan tukang becak di Kota Lama sebetulnya telah lama ada. Tetapi tukang becak disini masih punya tanggungan setoran kepada pemilik becak. Maka kami bikin program bantuan becak kepada tukang becak,” katanya.
Dia berharap, melalui bantuan becak tersebut diharapkan bisa membantu dan bermanfaat bagi masyarakat di sekitar kawasan Kota Lama. “Kegiatan yang baru saja dihelat adalah kegiatan biasa sih sebenarnya. Buat rutinitas, karena kami mengharapkan Gedung Monod Diephuis ini memiliki dua fungsi berbeda, yakni fungsi komersial dan fungsi sosial,” katanya.
Setidaknya bisa meringankan beban para tukang becak. Tidak hanya itu, pihaknya juga akan memberikan pelatihan guide secara sederhana bagi penarik becak. (abdul mughis)
editor : ricky fitriyanto