in

Protes Seniman Versus Midjourney Tidak Akan Menang

Seniman memprotes model AI penghasil gambar seperti Midjourney. Tuntutan seperti ini tidak akan terkabul. Ketahui cara kerja AI dan hak cipta, sebelum mempertanyakan status “seni” dari karya hasil AI.

(Credit: Midjourney)

Topik AI semakin populer ketika AI lebih mudah diakses publik. Pertengahan 2022 perkembangan semakin bagus.

Search engine mulai mengintegrasikan chat AI, seperti Bard Google dan Bing Microsoft. Aplikasi untuk edit foto, sudah banyak yang memakai AI, seperti PicsArr, EPIK, Photo Room, dll.
Yang top tentu saja AI penghasil gambar yang bisa mengubah prompt (teka berisi perintah) menjadi gambar.

Tinggal ketik perintah dan deskripsi, jadilah gambar. Kita mengenal DALLE-3, Stable Diffusion, dan yang paling top: Midjourney.

tentang Midjourney

Saya menulis tentang Midjourney. Link ini menjelaskan bagaimana menggambar dengan AI Midjourney.

https://jatengtoday.com/midjourney-ai

Ada penjelasan tentang cara alses (atau beli) Midjourney dan bagaimana menggambar dengan Midjourney dan pemakaian prompt.

Saya membayar untuk pakai fitur premium Midjourney. Hasilnya saya cetak di kanvas dan kertas foto dan anggap itu karya seni.

Alasan Menolak Gambar/Video Hasil Midjourney

Beberapa kawan saya memprotes tindakan ini, katanya, itu bukan seni. Awal tahun 2023, banyak orang memprotes AI penghasil gambar ini.

Mereka punya alasan, saya ringkas beberapa yang utama:

  1. Memakai style di balik gambar yang dihasilkan AI merupakan tindakan plagiasi, pelanggaran hak intelektual.
  2. Mereka tidak mau kehilangan uang. Sayang sekali, kebanyakan dari mereka ini, tidak mengerti cara kerja AI dan hak
    intelektual.

Memahami “Hak Cipta”

Wikipedia punya penjelasan tentang “hak cipta”.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta

Apa yang dilarang? Memperbanyak suatu karya asli yang dilindungi hak cipta.

Apa yang tidak dilarang? Terinspirasi oleh seorang seniman, gerakan artistik, genre,
dll. tidak pernah dilarang.

Kalau saya meniru style Rembrandt, satu teknik Piccasso (dia punya ratusan teknik), dengan coloring seperti Van Gogh, untuk menggambar manusia dengan prinsip drawing anatomi Andrew Loomis, maka tidak akan ada larangan. Sama sekali tidak melanggar hak cipta.

Kalau mau lebih mudah, selagi saya dalam genre abstract, kubisme, dadaisme, dll. tidak akan ada larangan dan tidak melanggar hak cipta.

Proses Generasi Gambar/Video AI

Sekarang, kami jelaskan bagaimana suatu gambar dihasilkan dengan AI semacam Midjourney.
Orang mengetikkan prompt. Isinya perintah, dia mau menggambar apa. Semakin spesifik, semakin bagus. Orang bisa menentukan ratio (1:1, 3:4, 9:26, dst.), style, teknik, color, pencahayaan, filter, dll.

Segala macam spek bisa masuk di prompt. Midjourney kemudian “menerjemahkan” prompt ini menjadi terhubung dengan pola yang telah dikenal. Midjiourney mendapat training berisi jutaan data. Mau seni rupa (fine art), genre apa saja, termasuk fotografi, perfilman, apa saja yang berhubungan dengan image dan video, Midjourney bisa mengenalnya.

Midjiurney Tidak Menduplikat dan Tidak Memodifikasi Gambar

Midjourney tidak membuat salinan gambar asli dan tidak melakukan modifikasi. Midjourney membangun-ulang suatu gambar dari nol. Hanya saja, prosesnya sangat cepat. DALLE-3, Stable Diffusion, memakai pronsip hampir sama. Dengan kata lain, Midjourney menerjemahkan keyword semacam “a smiling young female in a surya namaskar yoga pose” tidak dengan memodifikasi gambar yang sudah ia kenal, melainkan menghubungkan keyword itu dengan pola matematis dari suatu gambar.

Semua yang ia kenal, bernomor dan memakai formula. Ini menjadi salah satu rahasia kecepatan AI. Dengan bahasa lebih mudah, AI tidak mereproduksi suatu gambar.

Midjourney Sangat Dalam

Forum yang mengulas AI, cara kerjanya, termasuk koleksi prompt yabg menghasilkan gambar bagus, menjadi perbincangan terbuka. Mereka ini para penjellajah kemungkinan, imajinasi, dan tempat feedback dan request fitur baru.

Misalnya kamu tertarik pada dunia fotografi, Midjourney punya fitur ampuh, mulai dari color grading, filter, lensa, analog, merk camera, ISO, f speed, dll. Mau fotografi nature, abstract, macro, pokoknya segala macam “pengalaman” pengguna fotografi. Mau video, mau lukisan, semua dapat tempat serius.

Kalau ada dugaan (atau tuduhan) “rekreasi” (penciptaan-ulang karya, itu jelas salah.

Tidak ada “memperbanyak karya” di Midjourney dan setiap gambar atau video dibuat-kembali mulai dari nol.

AI tidak akan memenuhi request yang sama, dengan hasil sama, meskipun hanya sekali. AI bukan filter. AI membangun-ulang pixel demi pixel, frame demi frame. Selalu dan pasti baru.

Mengapa Tidak Mungkin Menuntut Midjourney?

Tidak ada program AI yang bisa menjadi subject tuntutan hukum terkait pelanggaran hak cipta karena AI memiliki hak cipta atas modelnya sendiri.

Ini sama seperti saya membaca banyak buku di perpustakaan, menonton film, kemudian saya menulis cerpen dengan gaya Anton Chekov. Sama sekali tidak melanggar hak cipta. Buku, film, dan karya Anton Chekov hanya sebatas menjadi inspirasi bagi saya.

Selain itu, pada model penghasil gambar AI semacam Midjourney, siapa penciptanya?

Puluhan programmer. Kolektif. Jadilah “mesin” AI tersebut. Kalau menuntut, mesin itu yang kamu bawa ke pengadilan. Sementara, subject tuntutan hak cipta sekarang ini masih “manusia”. Algoritma tidak bisa kamu tuntut sebagai penghasil yang mandiri dari suatu karya. Ketika kamu mengetikkan prompt /imagine itu adalah manusia-pengguna yang memerintahkan “mesin”. Midjiurney baru “work” kalau diberi perintah.

Ada lagi keresahan, dari para penuntut Midjourney, yang dianggap “mengambil” data yang melatih kecerdasan Midjourney. Serius? Coba baca ToS (term of service) dari media sosial dan Google. Bagaimana status data yang kamu publikasikan itu? Milik siapa?

Data Publik untuk Semua Orang

Data sets apa yang dipakai AI seperti Midjourney?

Data sets publik. Yang bisa diakses semua orang. Midjourney tidak mencuri.

Midjourney menggunakan LAION. Kamu boleh pakai data sets LAION.

LAION 5B

https://laion.ai

LAION 5B memiliki data set untuk publik. Kamu punya server sendiri dan mau training AI, kamu bisa pakai.

Koleksi LAION 5B untuk data set mencapai 224GB dan akan terus bertambah.

https://laion.ai/blog/laion-5b/

Kamu bisa coba search engine LAION 5B

https://rom1504.github.io/clip-retrieval/

Data di Midjourney Bukanlah Gambar

Hasilnya bukan gambar. Hanya url berisi gambar. LAION hanya mengidentifikasi konten yang sudah tersedia secara publik dan dapat diakses secara bebas tanpa izin.

Midjourney memakai LAION 5B. Data publik yang bisa diakses semua orang.

Mental Seniman yang Belum Siap Menghadapi AI

Mengertilah tujuan AI, sebelum marah-marah kepada AI. Mengertilah cara.kerja AI
sebelum memprotes kualitas yang ia hasilkan.

Kalau kamu tidak mau karya kamu yang menurutmu original, hebat, mandiri, tidak terinspirasi siapapun itu, tidak dipakai orang lain, tidak usah tampilkan di internet. Tidak usah pameran, agar tidak dipotret orang, tidak dikenal orang. Tidak usah memberikan ulasan atau catatan tentang karyamu. Dan karya seni seperti itu, yang tidak terhubung ke apapun dan siapapun, bukanlah karya seni.

Sungguh energi yang tersia-siakan kalau kita harus menghadapi kebodohan, di mana mereka memasang karya untuk publik, namun melarang orang lain memakainya sebagai inspirasi. Apapun yang kamu publish di internet berpeluang disalin, disimpan-sementara, dan dipakai orang lain. Media sosial dan Google bukan milikmu, kamulah yang memakai media sosial dan Google.

Google yang Jahat Kamu Biarkan?

Ketika kamu mengetikkan keyword di Google dan klik sesuatu, kamu sedang men-training Google agar lebih pintar. Kamu berdiri di atas pundak raksasa Google sekaligus memberinya makan. Begitu pula ketika sedang di YouTube, Tiktok, Meta, X, dll.

Google selama 25 tahun mengekploitasi masukan pemakai ini untuk industri skala global. Dan manusia di bumi merayakan ini setiap hari.

Namun, Google menggunakan hasil ini.

Google menyalin gambar dan teks itu di cache. Sebagaimana aslinya. Midjourney yang memakai LAION tidak melakukan itu.

Midjourney Memberikan Inspirasi

Definisi “karya seni” sangat beragam. Lebih mudahnya, “karya seni” adalah buatan yang berbasis keindahan. Ada peningkatan keindahan yang ada di sekitar maupun di dalam imajinasi manusia-seniman untuk disampaikan secara artificial. Kata “artificial” (buatan) pada dasarnya berasal dari “art” (seni).

Tidak ada yang salah ketika mamusia-seniman ingin me-rekreasi dan menaikkan keindahan, secara artificial.

Pengetahuan inilah, yang berbentuk data, menjadi data sets, dan menjadi kecerdasan Midjourney. Karya seni Midjourney memang bukan seni nyata, yang dibuat dengan tangan manusia, namun itu tetap karya seni.

Apakah Chopin jahat ketika sedang bermain piano? Apakah anak kecil jahat ketika bermain violin membawakan komposisi Paganini dengan iringan musik metal? Apakah fotografer yang memotret dengan drone bukan fotografer?

Midjourney hanya satu contoh, bagaimana AI bekerja bukan hanya -untuk- manusia (yang memberikan perintah), ini adalah kecerdasan yang membuat manusia menemukan lebih banyak penjelajahan, inspirasi, dan pengalaman.

Ketika saya memakai Midjourney, saya tidak sekadar meminta hasil. Saya ingin tahu “batas imajinasi” saya melakukan tindak lanjut. Seperti apa sosok bhiksu yang sedang bertarung di tengah neraka versi Inferno Dante Aligheri? Seperti apa Scarlett Johansson ketika menjadi Wonder Woman di komik Marvel?

Ada akun Tiktok seorang perempuan-kurator yang sangat pintar bicara tentang “warna” dan membuat saya inferior ketika ia menjelaskan bagaimana warna “Red Victorian” dan “Indigo” dibuat, bagaimana perjuangan para perupa ketika mereka bermain warna, dst. Melihat status saya hanya setengah titik dari lautan seni yang begitu luas, inferior itu pelan-pelan terkikis dengan lebih banyak mengerti tentang bagaimana suatu karya-seni dikerjakan.

Saya mau mengerjakan beberapa order lukisan digital untuk saya cetak di kanvas dan akan saya kerjakan dengan Midjourney. [dm]