SEMARANG (jatengtoday.com) – Hingga Kamis (25/2/2021) sore, Kota Semarang masih terus tergenang. Ribuan rumah warga terendam banjir. Meski tidak ada korban jiwa, namun dampak yang ditimbulkan cukup merepotkan. Sejumlah perkakas rumah tangga, kendaraan, maupun barang berharga lainnya turut terendam. Ratusan warga harus diungsikan.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Winarsono mengatakan, berdasarkan pendataan sementara, terdapat sejumlah wilayah yang masih terendam banjir.
“Di Kecamatan Semarang Utara diantaranya Kelurahan Panggung Lor, akibat drainase tidak berfungsi secara maksimal. Berdampak di 14 RW, yakni RW 1 hingga RW 14. Terdapat 2.870 rumah terendam dengan rincian 11.028 jiwa dan 3.250 KK,” ungkapnya.
Ketinggian air banjir di wilayah tersebut, di RW 1, 2, 3, dan 4 mencapai 50 cm-100 cm. Sedangkan untuk wilayah lain bervariasi antara 20 cm – 50 cm. Tidak ada warga yang diungsikan maupun dapur umum. Selanjutnya, di Kelurahan Tanjungmas, berdampak di 10 RW yakni RW 1 hingga RW 10.
“Terdapat 4856 KK. Air saat ini paling tinggi di RW 1 dengan ketinggian 40 cm-60 cm. Untuk wilayah lain bervariasi antara 20 cm-30 cm. Ada pengungsi di RW 1 berjumlah 9 KK. Dapur umum berada di RW 8 meliputi 3 RT,” katanya.
Di Kelurahan Panggung Kidul, berdampak di 4 RW yakni RW 1, RW 2, RW 3 dan RW 5. Terdapat 341 rumah terendam dengan rincian 694 jiwa dan 341 KK. “Ketinggian saat ini paling tinggi di RW 2 10 cm-50 cm. untuk wilayah lain bervariasi antara 10 – 20 cm,” beber Winarsono.
Sedangkan di Kelurahan Purwosari, berdampak di 6 RW yakni RW 1 hingga RW 6. Terdapat 1.044 rumah terendam dengan rincian 2.934 jiwa dan 1.096 KK. Ketinggian air saat ini paling parah di RW 2, dan 3 yakni 20 cm-45 cm. “Ada pengungsi berjumlah 1 KK di RW 4 mengungsi di tempat saudara,” imbuhnya.
Di Kelurahan Bandarharjo, berdampak di 11 RW yakni RW 1 hingga RW 11. Terdapat 844 rumah terendam dengan rincian 935 KK. “Ketinggian saat ini paling tinggi di RW 1, dan 9 yakni 40 cm-50 cm,” katanya.
Selanjutnya, di Kelurahan Dadapsari, berdampak di 10 RW yakni RW 1 hingga RW 10. Terdapat 1.962 rumah terendam dengan rincian 8.506 jiwa dan 2.418 KK. “Ketinggian saat ini paling tinggi di RW 9 dengan ketinggian 50 cm-100 cm,”
Di Kelurahan Kuningan, berdampak di 11 RW yakni RW 1 hingga RW 11. Terdapat 1.488 rumah terendam dengan rincian 5.074 jiwa dan 2.916 KK. “Ketinggian saat ini paling tinggi di RW 3, 4, 5, 6, dan 7 dengan ketinggian 50 cm-100 cm.
Sementara di Kelurahan Bugangan Kecamatan Semarang Timur, berdampak di 1 RW yakni RW 1, 9 RT, terdapat 520 jiwa dan 130 KK. Ketinggian air antara 10 cm-50 cm. Kelurahan Kemijen, berdampak di 11 RW yakni RW 1 hingga RW 11. Berdampak pada 2377 Jiwa dan 709 KK. “Ketinggian genangan antara 20 – 65 cm. Terdapat pengungsi 5 KK di RW 1, dan dapur umum ada di Masjid Al Iman Penjaringan RT 4 RW 1,” bebernya.
BACA JUGA: Banjir Tetap Terjadi Bila Kerusakan Lingkungan di Hulu Diabaikan
Kelurahan Kudu Kecamatan Genuk, berdampak di 1 RW yakni RW 7, 3 RT. Berdampak terhadap 341 jiwa dan 240 KK. Ketinggian air antara 10 cm-25 cm. Sedangkan di Kelurahan Krobokan Kecamatan Semarang Barat, berdampak di 13 RW yakni RW 1 hingga RW 13. Sebanyak 580 rumah terendam dengan rincian 1.863 jiwa dan 839 KK.
“Ketinggian air antara 20 cm-70 cm. Titik pengungsi berada di Posko PDI Perjuangan Jalan Jodipati Timur RT 5 RW 7 dengan jumlah 36 KK 91 jiwa. Dapur umum berada di Posko PDI Perjuangan Jalan Jodipati Timur RT 5 RW 7 dan Mushola Al Iman Jalan Pringgodani 1 RT 1 RW 12,” katanya.
BACA JUGA: Selain Banjir, Ancaman Tanah Longsor Mengintai di Semarang
Selanjutnya, di Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan, berdampak di 3 RW yakni RW 4,15 dan 24. Tercatat ada 2266 jiwa dan 456 KK. “Ketinggian air antara 20 cm-60 cm. “Pengungsian 50 jiwa di Masjid Al Muttaqin RW 24, 3 KK/5 jiwa di mushola RT 4 RW 4. Dapur umum di RT 6 RW 15, masing-masing RT di RW 24 dan RW 4,” katanya.
BACA JUGA: Peneliti Temukan Lima Faktor yang Memperparah Banjir di Semarang
Lebih lanjut, kata Winarsono, kebutuhan mendesak saat ini adalah optimalisasi pompa untuk menurunkan debit air yang masih menggenang. Terlebih sejak pagi hingga sore hujan deras kembali turun. “Selain itu, kebutuhan logistik dan air bersih bagi warga terdampak,” jelasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto