in

Semarang Jadi Seperti Sekarang, Berkat Tokoh Ini, Jangan Lupa!

SEMARANG (jatengtoday.com) – Salah satu tradisi rutin tahunan di Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang adalah ziarah, atau refreksi mengenang jasa para perintis Kota Semarang. Salah satunya ziarah ke Makam Sunan Pandanaran II atau Sunan Bayat di Bayat, Klaten, Selasa (23/3/2021).

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, ziarah tahunan kali ini berbeda dari pelaksanaan biasanya. Pelaksanaannya dilakukan dengan berbagai pembatasan, baik pembatasan jumlah peserta, waktu pelaksanaan yang singkat, hingga konsumsi dalam bentuk nasi box.

“Kali ini masih mending dibanding tahun sebelumnya. Sebab, tahun lalu kegiatan ziarah seperti ini tidak dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang, karena adanya masa pandemi. Saat itu, kita hanya bisa mendoakan para leluhur di rumah masing-masing,” ungkapnya.

Namun demikian, lanjut Hendi sapaan akrabnya, esensi ziarah tersebut adalah agar generasi saat ini tidak melupakan sejarah para pendahulunya. Selain mendoakan para leluhur, juga mengingat sejarah perjuangan, bahwa Sunan Bayat adalah salah satu pendiri Kota Semarang.

“Sudah semestinya kita dapat mewarisi nilai-nilai perjuangan beliau,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Sunan Bayat merupakan Bupati Kedua Semarang. Selain tokoh bupati juga merupakan seorang penyebar agama Islam. Setelah tidak menjabat sebagai bupati, Sunan Pandanaran tersebut menetap di Bayat, Klaten.

BACA JUGA: Mural Serat Purwaning Ringgit Purwo, Kisah Wali Kota Tunduk di Kaki Tukang Rumput

Menurut Hendi, perjuangan Sunan Bayat, tidak boleh dilupakan oleh generasi muda. Sebab, para tokoh tersebut membesarkan wilayah yang dulunya bernama Dusun Pragota sebelum akhirnya menjadi Kota Metropolitan bernama Kota Semarang ini.

BACA JUGA: Misteri Sumur Tua yang Dipercaya Menyimpan Pusaka Ki Ageng Pandanaran II

“Saat ini, Kota Semarang HUT ke-474. Ini harus bisa menjadi momentum bagi seluruh jajaran Pemerintah Kota Semarang untuk meneruskan perjuangan yang telah dirintis oleh Sunan Bayat. Kami berusaha nguri-nguri tradisi, karena beliau adalah salah satu pendiri Kota Semarang, beliu butuh usaha luar biasa menjadikan Semarang seperti sekarang,” ujarnya. (*)

 

editor: ricky fitriyanto

Abdul Mughis