SEMARANG (jatengtoday.com) – Kota Semarang sukses menggelar lomba lari Semarang 10K, Minggu (16/12/2018). Event olahraga berbalut wisata sejarah yang dihelat di kota lunpia tersebut berhasil menarik perhatian banyak pihak, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Tercatat dari total 2.000 peserta yang berpartisipasi, 70 persennya berasal dari luar Kota Semarang. Diantaranya berasal dari luar Indonesia, seperti Inggris, Afrika dan Belanda. Adapun podium juara didominasi oleh pelari asal Kenya yang berhasil menempatkan lima perwakilannya pada juara, runner-up, dan pemenang ketiga kategori 10K Open Male, serta juara dan runner-up ketegori 10K Open Female.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengaku senang dengan banyaknya event internasional yang kerap dihelat. Dirinya menekankan jika hal tersebut dapat mengangkat nama Kota Semarang yang saat ini sedang fokus membangun sektor kepariwisataan.
Bahkan Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu secara khusus menyebutkan, penyelenggaraan event sport-tourism seperti Semarang 10K menjadi salah satu cara efektif untuk menarik wisatawan.
“Kita bisa lihat bagaimana event-event marathon yang diadakan di Indonesia sukses menarik wisatawan, misalnya seperti Bali Marathon atau Borobudur Marathon, hotel penuh, jajanan laris, pusat perbelanjaan juga ramai. Maka ketika Borobudur Marathon sukses, kami berpikir bagaimana caranya pelari yang ikut di sana bisa kami tarik ke Kota Semarang juga. sehingga muncullah Semarang 10K ini,” ujarnya.
Senada, Komisaris PT Pesona Indah Gets (Gets Hotel), Lim Chie An sebagai salah satu pendukung kegiatan menegaskan, Semarang 10K diselenggarakan untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata Kota Semarang. Dirinya menyebutkan melalui event Semarang 10K, para peserta diajak mengenal objek-objek wisata menarik.
“Semarang 10K bukan hanya event lari, tetapi juga mengajak peserta mengenal lokasi yang menarik di Semarang,” pungkas Lim Chie An.
Upaya pengenalan wisata Kota Semarang tersebut terlihat dari rute yang dipilih untuk dilewati para pelari. Yaitu Jalan Pemuda-Jalan Pandanaran-Simpang Lima-Jalan MT Haryono-Kawasan Kota Lama, dan kembali ke Jalan Pemuda. Melalui rute tersebut, sejumlah bangunan bersejarah dilewati, antara lain Gereja Gedangan yang dibangun pada 1870 dan Lawang Sewu yang dibangun awal 1900. (*)
editor : ricky fitriyanto