in

Selesaikan Program Doktor, Rukma: Motivasinya, The Power of DO

SEMARANG (jatengtoday.com) – Di sela-sela kesibukannya sebagai Ketua DPRD Jateng, Rukma selalu menyempatkan diri menyelesaikan S3nya. Pasalnya, program studi doktornya hanya menyisakan disertasi. Tinggal selangkah lagi, dia menyandang gelar doktor.

Ada banyak cerita bagaimana sulitnya Rukma menyelesaikan disertasi yang berjudul ‘Analisis Peran Aktor Kebijakan dan Jejaring Aktor Kebijakan dalam Implementasi Kebijakan KTP Elektronik di Kota Semarang’. Rukma mengaku, ada sekitar dua sampai tiga tahun sempat padam semangatnya menggarap disertasi.

Baginya, menggarap disertasi itu gampang-gampang susah. Gampang bila sedang berniat, sulitnya hanya saat malas. Kemalasan itu sering datang lantaran fokusnya menyelesaikan disertasi tersaingi dengan kepadatan jadwal sebagai wakil rakyat.

Ketika dilanda kemalasan, Rukma berusaha memotivasi diri. Dia mengingat-ingat, bagaimana sakitnya mendapat teguran pihak kampus mengenai ancaman drop out (DO) jika tak kunjung menyelesaikannya.

“Lalu saya pikir lagi, eman-eman kalau gak selesai. Itu termasuk The Power of DO, takut kena DO. Lalu saya kebut enam bulan ini selesai,” ujar politikus PDI Perjuangan ini.

Dalam waktu enam bulan itu, lanjutnya, tidak mulus begitu saja. Dia tetap tersandung masalah berupa manajemen waktu. Setiap hari, dia harus meluangkan waktu tiga jam untuk mengetik disertasi. Pria kelahiran 27 Februari 1958 itu biasanya mulai mengerjakan karya ilmiah tersebut lewat tengah malam atau awal pagi hari.

“Saya sempat kehilangan kualitas tidur waktu itu. Kalau sudah selesai begini sudah lega,” terangnya.

Beruntung, istrinya yang biasa tinggal di Kabupaten Purworejo untuk menemani anak bungsunya, pindah ke Semarang. Istrinya selalu memberi semangat Rukma untuk tidak tumbang.

Mengenai pemilihan judul disertasi, Rukma mengaku memang tertarik dengan kebijakan publik KTP elektronik (eKTP).

“Ketika semua penduduk udah dapat eKTP, apakah itu betul-betul bisa digunakan sebagai sumber data tunggal? Dan implementasinya bisa digunakan sejauh itu?” bebernya.

Sebagai informasi, abstraksi studi itu mengeksplorasi penerapan Actors-Network-Theory (ANT), sebuah paradigma baru dalam teori ilmu sosial, terhadap implementasi kebijakan KTP-El di Kota Semarang.

ANT, kata Rukma, menawarkan sebuah model untuk memahami dinamika yang mendasari interdependensi antara para aktor yang bekerja bersama dalam menerapkan kebijakan dan pemanfaatan data dalam eKTP untuk kebijakan kependudukan lain.

“Saya berharap disertasi ini nantinya bermanfaat untuk pelayanan masyarakat, sesuai dengan tugas saya,” harapnya. (*)

editor : ricky fitriyanto

Ajie MH.