SEMARANG (jatengtoday.com) – Meski proses rekrutmen calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) mengedepankan objektifitas, kejujuran dan transparansi, namun masih ada upaya orang-orang di luar panitia yang mengambil keuntungan. Mereka menipu sejumlah orang tua calon taruna untuk memberikan sesuatu dengan iming-iming anaknya akan diterima di Akpol.
Hal itu disampaikan Ketua tim seleksi dari Asisten SDM Kapolri, Irjen Pol Arief Sulistyanto saat pengambilan sumpah dan penandatanganan pakta integritas yang dilakukan di Akpol Semarang, Rabu (4/7).
“Di tingkat daerah memang ada orang yang mencoba memanfaatkan proses rekrutmen calon taruna Akpol ini. Totalnya ada sembilan kejadian,” kata dia.
Sembilan kejadian itu lanjut Arief adalah penipuan. Ironisnya, pelakunya ada yang dari oknum anggota Polri.
“Pelakunya ada yang dari oknum Polri, ada dari pecatan Polri dan ada juga dari pihak luar,” terangnya.
Kasus-kasus penipuan itu terang Arief terjadi di Ambon dengan dua kasus, Bengkulu satu kasus, Sulawesi Utara satu kasus, Sumatera Barat satu kasus dan Jawa Barat satu kasus.
Untuk pelaku di Ambon adalan non anggota Polri, di Bengkulu pelakunya adalah Pecatan Polri, di Sulawesi Utara pelakunya adalah oknum Anggota Polri dan di Sumatera Barat dan Jawa Barat pelakunya adalah orang umum.
Semua pelaku adalah bukan panitia rekrutmen.
“Semuanya kami proses pidana, termasuk oknum anggota Polri yang melakukan itu juga kami proses. Saat ini sedang dijalankan proses itu,” tegasnya.
Untuk itu, ia berharap di tingkat seleksi nasional ini tidak ada praktik-praktik semacam itu. Untuk melindungi hal itu, pihaknya telah melakukan sumpah dan penandantanganan pakta integritas terhadap calon taruna, orang tua dan panitia seleksi.
“Selain itu kami juga terus melakukan sosialisasi dan himbauan kepada masyarakat khususnya orang tua calon taruna untuk tidak tergiur dengan iming-iming pihak lain. Karena kami tegaskan, semua proses rekrutmen ini dilakukan dengan objektif, jujur, adil dan transpran,” tegasmua.
Selain kepada orang tua, para calon taruna lanjut Arief juga selalu diberikan motivasi untuk berusaha keras agar lolos seleksi. Ia menekankan kepada calon taruna, bahwa yang bisa meloloskan mereka adalah kerja keras mereka sendiri dan doa orang tua.
“Tidak usah bangga mentang-mentang anak pejabat, anak orang penting dan sebagainya. Saya pastikan itu tidak akan mempengaruhi proses seleksi ini,” pungkasnya. (andika prabowo)
editor : ricky fitriyanto