Menurut Dyah, jika area Dusun Semilir dilihat dari kejauhan, maka akan didapat penampakan mirip cerita mitos ilmuwan Plato, yaitu sebuah dongeng Negeri Atlantis. Pasalnya, konsep modern dan art itu tembus pandang, ada di tengah suasana pegunungan.
“Mencerminkan sebuah peradaban modern yang menyatu dengan alam sekitar,” imbuhnya.
Jika wisatawan berjalan-jalan di dalam stupa, akan dijumpai tanaman asli yang hidup, ada juga pohon raksasa jenis Pule yang didiami ‘Peri Hutan’. Peri-peri itu merupakan talent yang turut sebagai guide pengunjung dan teman untuk berfoto selfie.
“Pohon-pohonnya semua asli dan hidup, ini yang semakin membuat suasana lebih sejuk dan berada terasa di pedesaan yang asri. Ada Peri Hutan yang bisa menjadi teman berfoto selfie,” jelasnya.
Aziza Indah Rahmawati (19), mengaku puas berwisata di Dusun Semilir. Ia yang datang bersama temannya itu mengaku sudah datang sejak pukul 10.00. “Sudah dari pagi di sini, bawaannya nggak pengen pulang,” ucapnya.
Hal senada juga dikatakan Darma Mukti Hermawan (41). Warga Tingkir, Salatiga ini sengaja datang ke Dusun Semilir setelah tahu dari media sosial. Darma tak sendiri, ia datang bersama keempat anggota keluarganya.
“Ini datengnya rame-rame. Tapi untungnya tiketnya murah, jadi nggak nguras kantong,” tandasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto