in

Sejumlah Film yang Diangkat dari Novel Ini Syuting di Semarang. Apa Saja?

SEMARANG (jatengtoday.com) – Sejumlah sudut di Kota Semarang diakui memiliki eksotisme untuk kebutuhan syuting film. Tercatat, sejauh ini ada belasan film layar lebar nasional yang mengambil lokasi syuting di sejumlah tempat di Kota Lumpia.

Eksotisme sudut Kota Semarang ini mampu mencuri perhatian para sineas layar lebar nasional untuk mendukung produksi film.

Sebut saja Film Soekarno, Gie, Wage, Sang Kiai, Kukejar Cinta Ke Negeri Cina dan masih banyak lagi yang proses penggarapannya mengambil beberapa tempat unik di Kota Semarang.

Terbaru, film “Rembulan Tenggelam di Wajahmu” adaptasi novel karya Tere Liye yang sedang dalam proses pembuatan juga memilih Kota Semarang sebagai lokasi pengambilan gambarnya. Film yang dibintangi oleh Ariyo Wahab, Arifin Putra, Donny Alamsyah, Bio One, dan Anya Geraldine tersebut mengambil gambar di Kota Lama, Perumahan Permata Puri Ngaliyan, Rumah Sakit Telogorejo dan Pelabuhan Tanjung Emas.

Selain itu, menyusul film “Bumi Manusia” yang diangkat dari buku karya Pramoedya Ananta Toer juga memilih Kota Semarang sebagai salah satu lokasi pengambilan gambarnya. Proses pembuatan film besutan Hanung Bramantyo yang dibintangi oleh Iqbal Ramadhan itu dijadwalkan akan berlangsung kurang lebih dua bulan.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengaku sangat senang sejumlah karya sineas layar lebar Indonesia memilih Kota Semarang sebagai lokasi syuting.

“Di Vietnam, orang mengenal Halong Bay dari film King Kong, di Inggris orang mengenal Oxford dari film Harry Potter, di Kota Semarang kami dorong untuk dapat lebih dikenal melalui film-film yang diproduksi disini,” kata Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi, Selasa (31/7).

Dikatakannya, Kota Semarang memiliki banyak sudut eksotis. Tidak hanya di Kota Lama, tetapi masih banyak tempat lain yang memiliki keunikan tersendiri. Misalnya Kampung Melayu, Kelenteng Sam Poo Kong, Lawang Sewu, Hutan Wisata Tinjomoyo, bahkan kampung-kampung tematik saat ini.

“Kami sangat terbuka, bagi seluruh insan perfilman di Indonesia, atau bahkan di luar negeri, kami mendukung seluruh pembuatan film yang dilakukan di Kota Semarang,” katanya.

Justru dengan adanya pembuatan film layar lebar seperti itu bisa menjadi promosi bagi Kota Semarang. Pembuatan film membutuhkan biaya yang tidak murah. Tentu perlu mendapatkan apresiasi. Ia yakin, pembangunan infrastruktur di kawasan wisata di Kota Semarang dengan suasana beragam bisa menjadi daya tarik untuk mendukung perfilman.

“Harapannya Semarang juga akan lebih dikenal, tak hanya menarik perhatian wisatawan. Tapi juga bisa lebih mengembangkan potensi pariwisata,” katanya. (abdul mughis)

editor : ricky fitriyanto

Abdul Mughis