SEMARANG (jatengtoday.com) – Sejak ombak di perairan Laut Jawa meninggi pertengahan Desember 2018 lalu, kondisi ekonomi nelayan di Tambaklorok terpuruk. Mereka tidak berani melaut. Praktis, tak ada penghasilan karena tak bisa menangkap ikan.
Sugiarto, salah satu nelayan Tambaklorok mengaku harus cari hutangan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Termasuk untuk ongkos memperbaiki kapalnya.
“Terpaksa ngutang agar dapur tetap bisa ngebul, demi mencukupi biaya makan. Cari hutangnya ke tetangga,” terangnya, Kamis (3/1/2019).
Untuk menghabiskan waktu luangnya, dia memilih memperbaiki jaring ikan dan mesin kapal sembari menunggu cuaca kembali mereda.
“Kalau mau melaut, percuma. Selain bahaya karena ombak besar, juga tidak ada ikannya,” tuturnya.
Menurutnya ketinggian ombak yang terjadi saat ini membuat dirinya kesulitan menjala ikan di laut lepas. Hempasan angin yang cukup kencang membuatnya susah mengendalikan perahu menuju Laut Jawa. Libur melaut itu sudah dilakukan sejak pertengahan Desember lalu.
Sementara itu, Analis cuaca Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Shafira Tsanyfadhila menyatakan, cuaca perairan Laut Jawa dan Kalimantan bagian selatan pada 3 Januari 2019 diperkirakan baru mulai mereda.
“Ketinggian ombak Laut Jawa 1,25-2,5 meter. Untuk kecepatan anginnya sekitar 4,0 sampai 20 knot. Rata-rata berawan dan ada yang mengalami hujan ringan,” bebernya. (*)
editor : ricky fitriyanto