in

Sambal Khas Semarang Ini Sudah Dipasarkan ke 5 Negara, dari Inggris hingga Arab Saudi

SEMARANG (jatengtoday.com) — Produk rumahan buatan warga Kota Semarang berlabel ‘Sambal Tok’ sudah tembus pasar internasional. Hingga kini sambal tersebut sudah dijual ke lima negara.

Pemilik usaha Sambal Tok, Sulistyarini mengungkapkan, sambalnya sudah diekspor hingga ke Buckingham Inggris, Hongkong, Singapura, Dubai di Uni Emirat Arab, dan Jeddah di Arab Saudi.

“Respon warga luar negeri juga bagus. Seperti di Buckingham kemarin itu sampai sana tidak ada komplain,” ujar Sulistyarini saat ditemui di Galeri Industri Kreatif, Kawasan Kota Lama Semarang, Rabu (31/3/2021).

Meskipun masih ekspor dalam kapasitas terbatas tetapi dia bangga. Hal ini memunjukkan bahwa produk UMKM asli Semarang ini berkualitas, tidak dipandang rendahan.

“Kami juga sudah kerja sama dengan ITPC (Indonesian Trade Promotion Center) Dubai, di sana dijual di minimarket. Kalau di Jeddah itu biasanya saat momen-momen ibadah haji,” terang Sulistyarini.

Sambal Tok kini juga tersedia di berbagai toko oleh-oleh di Kota Semarang.

Menurutnya, keistimewaan dari Sambal Tok terletak pada kualitasnya. Bahan bakunya adalah pilihan, diambil langsung dari petani dan langsung diolah.

Kemasan sambalnya juga istimewa. “Kami pakai botol pet dengan tutup bebas dari rembes. Ketahanan Sambal Tok bisa mencapai satu tahun lebih,” imbuhnya.

Bertahan di saat Pandemi

Sulistyarini mengakui bahwa pandemi Covid-19 menurunkan pendapatan bisnis sambalnya. Pada masa krisisnya, per bulan pernah laku 500 botol saja. Padahal sebelum pandemi bisa laku 10.000 botol per bulan.

“Pandemi agak lesu karena keterbatasan gerak penjualan. Penjualan di tempat pariwisata dan toko oleh-oleh merosost tajam. Omzet berkurang,” katanya.

Beruntung karena saat ini sudah merangkak naik. Mulai banyak yang order dalam jumlah besar hingga 1.000 botol.

Kata Sulistyarini, kunci bangkit dari keterpurukan adalah mengaktifkan marketing online. Seperti menjajaki e-commerce Shoppe, Tokopedia, juga lewat media sosial seperti Facebook dan Instagram bisnis.

“Pemasaran digital kami ramainya di Facebook. Pernah dapat orderan sampai 10.000 botol,” ungkapnya.

Sulistyarini berharap agar pemerintah terus membantu pelaku usaha demi terwujudnya kebangkitan UMKM. (*)

 

editor: ricky fitriyanto