in

Rumah Sakit di Semarang Penuh, Dua Hotel Disewa untuk Isolasi Pasien Covid-19

SEMARANG (jatengtoday.com) – Angka Covid-19 di Kota Semarang dalam beberapa hari terakhir cukup mengkhawatirkan. Bahkan ruang isolasi di rumah sakit, ICU, rumah dinas wali kota dan balai diklat, semuanya penuh. Menyikapi lonjakan pasien positif tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berencana menyewa dua hotel di Kota Semarang untuk digunakan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, kondisi beberapa hari terakhir tidak menguntungkan bagi Kota Semarang. Jumlah pasien Covid-19 naik turun di angka 700-800 orang. Baik pasien yang dirawat di rumah sakit, rumah dinas wali kota, dan gedung balai diklat.

“Iya, sejak tiga hari lalu, pasien Covid-19 yang dirawat mencapai 800 orang, baik di rumah sakit, rumah dinas wali kota, dan balai diklat. Sekarang ini masih berkisar 700 orang sekian,” kata Hendrar Prihadi, Jumat (18/12/2020).

Dijelaskannya, dari ketersediaan ruang isolasi yang ada di Kota Semarang telah penuh seluruhnya. “Rumah sakit penuh, ruang ICU penuh, rumah dinas penuh. Jadi, hasil dari keputusan rapat, saya perintahkan kepada kepala dinas kesehatan untuk mempersiapkan satu atau dua lokasi dalam waktu seminggu ini. Yang sudah siap ada dua hotel,” ungkapnya.

Dari ruang isolasi tambahan ini, lanjut Hendi, setidaknya mampu menampung kapasitas minimal 100 orang untuk karantina pasien Covid-19. “Ada dua hotel yang nanti disewa oleh dinas kesehatan. Tetapi tidak menutup kemungkinan dalam satu minggu ini, kalau memang ada peluang lain untuk itu, yang penting bisa efisien dan nyaman,” ujarnya.

Berdasarkan data website siagacorona.semarangkota.go.id, pada Jumat, (18/12/2020), tercatat kasus terkonfirmasi positif Covid-19 total sebanyak 835 pasien dirawat. Terdiri atas 281 luar Kota Semarang dan 554 pasien Kota Semarang. Sedangkan, kasus sembuh, total ada sebanyak 15.622 orang. Kasus meninggal total 1.412 orang, terdiri dari 449 luar Kota Semarang dan 963 Kota Semarang.

Wakil Ketua Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Jateng, Bambang Mintosih mendukung langkah Pemkot Semarang, selama mengutamakan faktor keamanan. “Seluruh karyawan hotel harus diyakinkan tidak akan tertular dari pasien Covid-19,” katanya.

Seperti pengalaman, lanjut Bambang, Hotel Kesambi Hijau pernah menangani pasien Covid-19 selama 14 hari dengan aman. Proses isolasi dan perawatan pasien didampingi perawat, dokter dan karyawan dibekali alat pelindung diri (APD). “Tidak ada kontak langsung dengan pasien. Makanan ditaruh di dalam boks di depan kamar, dan lewat pintu tersendiri dipisahkan dari tamu lain. Proses masuk tidak melalui lobi, tapi terpisah sendiri,” bebernya.

Pihaknya menyarankan, Dinas Kesehatan Kota Semarang memberikan pengarahan atau audiensi dengan karyawan hotel yang akan dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19 tersebut. “Sehingga bisa dijamin keamanannya,” ujarnya. (*)

 

 

editor: ricky fitriyanto

 

Abdul Mughis