SEMARANG (jatengtoday.com) – UIN Walisongo Semarang berencana membangun rumah bagi para pegawai dan dosen. Mekanisme pembiayaannya akan menggunakan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi dari pemerintah.
Saat ini kampus tersebut telah menggandeng beberapa pihak. Yakni PT Cakra Surya Jaya sebagai pengembang serta Bank BTN Syariah Cabang Semarang dan Bank Jateng Syariah Cabang Semarang sebagai pelaksana KPR.
Menurut informasi, pada tahap pertama akan dibangun 257 unit rumah. Jumlah bisa bertambah, disesuaikan dengan kesepakatan dengan pihak UIN. Tipe rumahnya 30/60 dengan harga jual Rp 150 jutaan.
Branch Manager BTN Syariah Cabang Semarang Pudi Djunaedi menjelaskan, karena pembiayaannya menggunakan skema KPR, maka rumah tersebut hanya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Menurutnya, KPR ini banyak jenisnya. Namun untuk kerja sama ini yang paling tepat adalah KPR dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau KPR dengan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT).
“Tenor atau angsuran kredit KPR ini cukup panjang, bisa sampai 20 tahun dengan bunga atau marginnya 5 persen,” beber Pudi saat dihubungi, Kamis (7/5/2020).
Baca juga: Bangun Rumah untuk Dosen dan Pegawai, UIN Walisongo Gandeng PT Cakra Surya Jaya
Karena UIN Walisongo menggandeng dua bank sekaligus, yakni BTN Syariah dan Bank Jateng Syariah, maka nantinya konsumen (pegawai dan dosen UIN Walisongo) bisa memilih mana yang dirasa lebih memudahkan.
Mekanisme KPR bersubsidi ini konsepnya sama. Pasalnya semua bank telah mengacu pada aturan baku yang ditetapkan pemerintah.
Cicilan KPR tersebut baru bisa dilakukan setelah rumah selesai dibangun 100 persen, meliputi bangunan hingga ketersediaan listrik dan air. Jika rumah sudah siap, baru akad kredit dilakukan.
Sebelumnya, UIN Walisongo melakukan penandatanganan MoU dengan tiga pihak dalam pengadaan pembangunan rumah bersubsidi bagi para dosen dan pegawai, Rabu (6/5/2020).
Rektor UIN Walisongo Prof Imam Taufiq menjelaskan, pembangunan rumah ini penting dilaksanakan seiring bertambahnya pegawai dan dosen. (*)
editor: ricky fitriyanto