SEMARANG (jatengtoday.com) – Guru dituntut lebih profesional dan mampu mengikuti perkembangan zaman di era globalisasi ini. Sebab, peran media sosial sangat besar dan mampu mempengaruhi anak didik.

Ketua DPRD Jateng Rukma Setyabudi mengatakan, pendidik harus mampu memahami persoalan yang ada di media sosial agar dapat memilah hal yang pantas atau tidak bagi anak didik.
“Dunia digital itu sangat kompleks sehingga dibutuhkan kemampuan untuk memahami konten yang ada di media sosial. Dengan begitu, para pendidik tetap menanamkan budi pekerti kepada anak didiknya,” kata Rukma dalam Dialog bersama Parlemen Jateng dengan tema ‘Tantangan Pendidik di Era Milenial’. Dialog dalam rangka Hari Guru itu digelar di Lobi Hotel Gets, Jalan MT. Haryono, Kota Semarang, Selasa (27/11/2018).
Rukma yang juga mantan guru SMAN 1 Purworejo itu menegaskan tantangan pendidik saat ini cukup berat karena dituntut menyesuaikan perkembangan zaman.
Politisi PDI Perjuangan itu juga menyinggung kesejahteraan tenaga pendidik yang tidak seimbang dengan pengabdiannya. Menurut dia pemerintah sudah semestinya memperhatikan persoalan tersebut.
Karenanya dia meminta kesejahteraan guru tidak tetap (GTT) ditingkatkan sesuai dengan UMK di masing-masing daerah. “Kalau kesejahteraan terangkat, maka semangat mengajar juga akan tumbuh sehingga semakin profesional,” paparnya.
Kabid Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Hari Wuryanto menjelaskan setelah moratorium CPNS ada 10.000 GTT mengisi kekosongan di SMK/ SMA. Dari angka itu, 75 persen sudah memenuhi syarat sebagai pendidik.
“Jateng masih mendapat kritikan dari World Bank yakni dari segi schooling sudah memenuhi tapi segi learning (pembelajaran) masih kurang. Dengan begitu, dibutuhkan kemampuan guru yang di up grade,” kata Hari.
Wakil Sekretaris PGRI Jateng Maryanto mengakui sampai sekarang masih ada guru yang belum profesional secara formal. Dengan era sekarang, sudah seharusnya ada peningkatan kualitas guru, tidak hanya di tingkat provinsi tapi juga kabupaten/ kota.
“Di Jateng itu sudah banyak upaya peningkatan kualitas guru menjadi lebih profesional. Untuk itu, guru-guru harus terus dibekali agar dapat memberikan pembelajaran yang berkualitas pula,” kata Maryanto. (*)