Jumat, April 16, 2021
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi
  • Masuk
IKUT MENULIS
Jateng Today
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
No Result
View All Result
Jateng Today
No Result
View All Result

Ruang Terbuka Hijau Semarang Masih Cukup, Kenapa Sering Banjir?

Sayangnya, 30 persen itu angka terbesarnya di wilayah Mijen dan Gunungpati, sementara di kecamatan lain, RTH-nya sangat kurang.

Baihaqi oleh Baihaqi
Selasa, 18 Desember 2018
di KOTA
Reading Time: 4min read
perubahan alih fungsi lahan

Kendaraan melintasi genangan banjir dan rob di Genuk. baihaqi/jatengtoday.com.

515
SHARE
BagikanTwit

SEMARANG (jatengtoday.com) – Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Semarang dinyatakan masih sesuai standar yang ditetapkan oleh Undang-undang. Dalam UU 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa setiap daerah harus memiliki RTH minimal 30 persen dari luasan wilayah.

Ketika RTH semakin berkurang, berarti daerah resapan airnya kian menipis sehingga akan berdampak pada bencana banjir.

Menurut Pakar Lingkungan Hidup Prof Sudharto P Hadi, ibu kota Jawa Tengah ini sebenarnya masih memenuhi kriteria minimal RTH tersebut. Pasalnya, Kota Semarang masih memiliki Kecamatan Mijen dan Gunungpati yang notabene berada di dataran tinggi yang banyak pohonnya.

“Secara umum Kota Semarang masih memiliki cukup banyak ruang terbuka hijau. 30 persen itu memenuhi lah. Tidak seperti Jakarta misalnya yang RTH-nya kurang dari 18 persen,” ujar mantan Rektor Universitas Diponegoro itu.

Hanya saja, lanjut Dharto, masalahnya ada di pemerataan dan kualitas RTH. Artinya, 30 persen itu angka terbesarnya di wilayah Mijen dan Gunungpati. Sementara di Semarang Utara, Semarang Tengah, Semarang Timur, dan Candisari RTH-nya sangat kurang.

“Kebutuhan untuk mengatur resapan air, kebutuhan mengatur tata air, untuk oksigen, itu kan setiap orang butuh, setiap wilayah harus ada. Kan tidak mungkin orang Semarang Utara mau menghirup udara ke Mijen,” tegasnya.

Jadi, imbuhnya, ada persoalan pemerataan disitu. Akibatnya, daerah yang berada di hilir sungai biasanya rentan banjir.

Menurutnya, itu masih lumayan. Karena meskipun tidak merata, minimal air kiriman dari hulu (Semarang atas) tidak terlalu banyak karena masih ada daerah resapan yang memadai.

Selanjutnya adalah soal kualitas RTH. RTH itu harus disertai vegetasi yang bagus. Ditanami dengan tanaman yang bagus. Persoalannya, belum semua RTH yang ada di Kota Semarang itu kualitas tanamannya mencukupi. Meskipun harus diakui pemerintah sedang berupaya ke arah itu.

Yang dikhawatirkan Dharto saat ini, daerah Mijen dan Gunungpati ini cepat atau lambat bisa terlampaui daya dukungnya, karena ancaman alih fungsi lahan sangat tinggi. Terutama untuk pembangunan perumahan.

“Dari beberapa mahasiswa saya yang mengambil tesis dan disertasi di Mijen dan Gunungpati menyatakan perubahan alih fungsi lahan, dari lahan sawah untuk permukiman itu sangat masif,” katanya.

Dia berharap agar pemangku kebijakan kota bisa lebih memperhatikan persoalan krusial ini. Sistem tata ruang harus direncanakan dalam jangka panjang. Sehingga pergantian kepemimpinan tidak menjadi ancaman baru terhadap kemungkinan menipisnya RTH.

Pembangunan berkelanjutan juga harus didasarkan pada tiga aspek utama, yakni pembangunan yang mensinergikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. “Ini kemudian diekspresikan dalam kebijakan pemerintah kota, di RPJM, di RTRW. Harus nampak di sana,” katanya.

Pakar lingkungan tersebut sebenarnya cukup mengapresiasi usaha Wali Kota Semarang yang sekarang. Menurutnya, komitmen Hendi dan Ita terhadap lingkungan cukup bagus, ditunjukkan dengan keinginan untuk membangun 35 taman, kemudian trotoar, dan RTH.

Terakhir, ia berpesan agar ada perubahan perilaku tentang tata ruang yang mendasarkan pada daya dukung lingkungan. “Jadi tata ruang yang tidak hanya mendasarkan pada kepentingan pertumbuhan ekonomi, karena pada banyak kasus justru mengorbankan lingkungan,” tandasnya. (*)

editor : ricky fitriyanto

Trending Topic: antisipasi banjir Semarangbanjir semarangheadlinepenanganan banjir Semarangpenyebab banjir Semarang
Masuk untuk Berkomentar

TERBARU

Mantan Napiter, Polisi Ungkap Rekam Jejak Terduga Teroris Ditembak Mati di Makassar

Mantan Napiter, Polisi Ungkap Rekam Jejak Terduga Teroris Ditembak Mati di Makassar

16 April 2021
TikTok Hadirkan Festival Virtual Meriahkan Ramadan 2021

TikTok Hadirkan Festival Virtual Meriahkan Ramadan 2021

16 April 2021
Evaluasi Seleksi Pengguna Pita Frekuensi 2,3GHz Diumumkan, Seperti Apa Hasilnya?

Evaluasi Seleksi Pengguna Pita Frekuensi 2,3GHz Diumumkan, Seperti Apa Hasilnya?

16 April 2021
Jamin Ketahanan Energi, Pertamina Tambah Aset dan Produksi Migas Luar Negeri

Jamin Ketahanan Energi, Pertamina Tambah Aset dan Produksi Migas Luar Negeri

16 April 2021
Co Working Space Bank Jateng Wonogiri jadi Marketplace Produk UMKM

Co Working Space Bank Jateng Wonogiri jadi Marketplace Produk UMKM

16 April 2021
Messi Sumbang 50 Ribu Vaksin Sinovac untuk Pemain Amerika Latin

Messi Sumbang 50 Ribu Vaksin Sinovac untuk Pemain Amerika Latin

16 April 2021

POPULAR NEWS

  • Kulineran di Kakkoii Semarang, Boleh Makan Sepuasnya Tapi Harus Habis

    Kulineran di Kakkoii Semarang, Boleh Makan Sepuasnya Tapi Harus Habis

    2027 share
    Share 811 Twit 507
  • Holywings Semarang hingga BabyFace Karaoke Dirazia, Puluhan Orang Dibawa ke Polrestabes

    1137 share
    Share 455 Twit 284
  • Tiga Tempat Pijat Ternyaman di Semarang Versi Anak Muda

    5275 share
    Share 2110 Twit 1319
  • 10 Aplikasi Home Recording Musik Paling Canggih yang Patut Kamu Coba

    7281 share
    Share 2912 Twit 1820
  • Cara Hack Running Text LED Toko

    3412 share
    Share 1365 Twit 853
jateng today

Kantor dan Redaksi

Diterbitkan oleh PT Cakra Media Jateng Kantor, Redaksi:
Gd. Monod Diephuis & Co.
Jl. Kepodang 11-13 Kota Lama, Semarang.

Telp: 024-8694252, 081325175005
Email: jatengtodayredaksi@gmail.com
Info Iklan: 081-325-17-5005

Direktur: Agus Suryo Winarto
Pemimpin Redaksi: Ricky Fitriyanto
Staf Redaksi: Tri Wuryono (Editor), Abdul Mughiz, Ajie Mahendra, Baihaqi Annizar, Yoyok Kusri
Webmaster: Day Milovich
Desain Grafis: Ninna Prana S
  • Pedoman Media Saiber
  • Kantor dan Redaksi

© 2018 Jateng Today

No Result
View All Result
  • BERITA
    • EKONOMI – BISNIS
    • HUKUM – KRIMINAL
    • KOTA
    • OLAHRAGA
      • PSIS
    • PEMERINTAHAN
    • PENDIDIKAN – KESEHATAN
    • PERISTIWA
    • POLITIK
    • SENI – BUDAYA
  • INDEPTH
  • OPINI
  • FEATURES
  • KOTA LAMA
  • VIDEO
  • TRAVELING
  • OTOMOTIF
  • Masuk

© 2018 Jateng Today

Hai, Jumpa Lagi!

Masuk ke Akun Anda

Lupa Password?

Buat Akun Baru

Selangkah lagi. Isi formulir berikut:

Buat isian di semua kotak Masuk

Siap memulihkan password

Masukkan username atau email Anda untuk ganti password baru

Masuk