SEMARANG (jatengtoday.com) – Pemindahan warga penghuni dan pedagang kaki lima di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) sedikitnya masih menyisakan 4 dari 12 kelurahan yang terkena dampak pembangunan.
Keempat kelurahan tersebut adalah Mlatiharjo, Rejosari, Bugangan dan Karangtempel. Pihak Dinas Perdagangan Kota Semarang menargetkan, relokasi akan diselesaikan hingga pertengahan Oktober 2018.
“Saat ini, kami telah mulai proses pemindahan. Mereka akan membangun sendiri lapak di tempat relokasi tahap 2 di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT),” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto, Minggu (30/9/2018).
Untuk PKL di Mlatiharjo saat ini tinggal tersisa 80 pedagang. Pihaknya mengaku telah melakukan koordinasi dengan paguyuban pedagang. “Telah disepakati, mereka akan pindah maksimal 5 Oktober. Mereka akan menempati relokasi di Pasar Barito Baru di Penggaron,” katanya.
Sedangkan untuk PKL Rejosari, Bugangan dan Karangtempel, akan ditempatkan di tempat relokasi tahap 2 di kawasan MAJT. Pemkot Semarang menyewa lahan seluas 1,2 hektar untuk penampungan pedagang.
“Sementara di Bugangan ada 35 PKL, Rejosari 60 PKL, dan Karangtempel 550 pedagang,” katanya.
Untuk jumlah pedagang di Karangtempel ini memang ada perubahan. Data di lapangan tidak sesuai dengan hasil studi Larap. Penghitungannya terjadi kesalahan, yakni dihitung berdasarkan jumlah orang. Padahal yang terjadi di lapangan, satu orang bisa memiliki dua hingga empat kios.
“Kami targetkan, pembongkaran bangunan kios dan hunian dilakukan 17 Oktober. Beberapa waktu lalu telah dibahas dan ada kesepakatan,” katanya.
Fajar mengakui, penyelesaian relokasi ini molor dari target semula yakni April selesai. Namun mengingat berbagai pertimbangan untuk menghindari konflik horizontal, terpaksa penyelesaian membutuhkan waktu lebih lama.
“Kami telah menyampaikan kepada pihak BBWS. Apapun, ini kan juga melayani masyarakat. BBWS juga memaklumi,” katanya.
Saat ini, lanjut Fajar, proses relokasi tinggal dalam proses pelaksanaan. Tidak ada kendala berarti. “Sisanya menunggu tanggal sesuai dengan hasil kesepakatan bersama,” katanya.
Pembagian kios untuk PKL Karangtempel juga telah dilakukan pada 4 September lalu. “Nanti para PKL membangun kios secara swadaya mulai 7 September hingga 7 Oktober,” katanya.
Sesuai jadwal, pada 17 Oktober nanti pihaknya akan membantu PKL yang belum selesai melakukan pembongkaran kiosnya. “Setelah itu, mereka memindahkan barangnya ke tempat relokasi sambil membongkar sendiri bangunan kios di Barito,” imbuh dia. (*)
editor : ricky fitriyanto