SEMARANG – Manager Humas PT KAI Daop IV Semarang, Edy Kuswoyo mengatakan, ketinggian banjir yang menggenangi rel kereta api di Semarang mencapai 30 cm. Hal itu membuat kereta tidak mungkin melintas dan harus menunggu sampai surut.
“Ketinggian air 30 cm, tidak mungkin kereta melintas karena bisa membahayakan,” kata Edy saat ditemui di Stasiun Tawang, Jumat (1/12).
Edy menerangkan, banjir melanda dua titik perlintasan kereta yakni di Km2 dan Km3, tepatnya di dekat pintu perlintasan Kaligawe. Akibatnya, perjalanan Kereta api dari Surabaya menuju Semarang tidak bis melintas dan hanya berhenti di Stasiun Alas Tua.
“Begitu juga sebaliknya, dari Semarang menuju Surabaya juga tidak bisa. Kami terpaksa menggunakan kereta KRD untuk melangsir penumpang karena kereta KRD lebih tinggi,” terangnya.
Edy menambahkan, ada dua perjalanan KA yang terhambat akibat banjir itu. Pertama adalah KA Harina relasi Bandung-Surabaya dan KA Ambarawa Ekspres relasi Surabaya-Jakarta.
“KA Harina yang harusnya berangkat pukul 5.25 WIB dari Semarang, sampai sekarang tidak bisa bergerak. Begitu juga KA Ambarawa yang harusnya berangkat pukul 08.00, sampai pukul 10.00 WIB saat ini belum bisa bergerak,” ucapnya.
Setidaknya ada 1300 penumpang yang terdampak akibat musibah ini. Namun, pihaknya memberikan kompensasi berupa recovery kebutuhan penumpang.
“Penumpang yang ingin membatalkan tiket perjalanan juga kami kembalikan sebesar 100%,” tegasnya.
Edy menerangkan, banjir yang menggenangi dua titik rel tersebut terjadi sejak pukul 03.00 WIB. Hingga pukul 10.00
WIB, Ketinggian air dari semula 30 cm, kini mulai berangsur surut menjadi 10 cm.
“Kami upayakan terus agar segera bisa dilintasi kereta api,” tegasnya.
Disinggung tentang upaya penanggulangan, Edy mengak jika hal itu dikarenakan faktor alam. Sehingga, haru semua pihak yang menanggulanginya.
“Tidak bisa hanya PT KAI, semua pihak harus terlibat khususnya Pemkot Semarang,” pungkasnya. (andika prabowo)
Editor: Ismu Puruhito