DEMAK (jatengtoday.com) – DPRD Jateng melakukan terobosan baru di era keterbukaan informasi. Yang paling berani adalah Rapat Badan Anggaran (Banggar) antara legislatif dan eksekutif kini digelar terbuka.
Rapat pembahasan anggaran yang semula terkesan sakral tersebut kini boleh diikuti siapapun, termasuk media. Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto mengatakan hal tersebut sudah dilakukannya selama menjabat Ketua DPRD Kabupaten Semarang selama 15 tahun.
“Di Kabupaten Semarang, Rapat Banggar nggak pernah tertutup. Nggak ada pembahasan setengah kamar,” ujarnya dalam dialog Ruang Aspirasi “Dewan Baru, Harapan Baru” di studio TVRI Jateng, Rabu (23/10/2019) malam.
Dialog juga menghadirkan narasumber Wakil Ketua DPRD Jateng Quatly Abdulkadir Alkatiri, dan Rektor Undip Prof Yos Johan Utama. Acara dipandu host Bona Ventura Sulistiana dan co host Sri Indah.
Bambang menambahkan, Rapat Banggar di DPRD Jateng yang digelar Senin-Selasa (21-22/10/2019) bersifat terbuka. “Rapat Banggar terbuka, siapapun boleh ikut. Pembahasannya harus diketahui dewan dan publik, dipublikasikan media. Jadi semuanya paham,” kata pria yang akrab disapa Bambang Krebo tersebut.
Rapat tersebut juga direkam kamera video. “Ada video yang merekam selama rapat berlangsung. Saat rapat selesai, bisa diputar ulang. Jika ada kesalahan administratif, tahu salahnya dimana,” ujar Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jateng ini.
Transparansi lain yang dilakukan adalah bedah APBD oleh pakar. Bambang menjelaskan, APBD dibedah di forum bimbingan teknis (bintek) yang diikuti DPRD Jateng dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). “Kita punya banyak profesor, doktor yang pandai membedah APBD. Dari situ bisa tahu yang kurang apa, yang perlu ditambah apa,” paparnya.
Menurutnya, semua itu dilakukan sebagai upaya mewujudkan parlemen modern. Dia ingin mengubah persepsi publik yang menggambarkan anggota dewan lekat dengan istilah “duduk, diam, dan duit”.
“Mewujudkan parlemen modern tanpa mengubah sistem, menerapkan kedisiplinan, dan komitmen bergerak cepat, saya rasa sulit dilakukan,” ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD Jateng Quatly Abdulkadir Alkatiri juga setuju untuk mewujudkan parlemen modern. “Saya punya slogan bahwa komunikasi bisa menyelesaikan banyak masalah. Kalau komunikasi buntu, tidak mungkin masalah bisa selesai,” kata politisi PKS ini.
Dia mengajak seluruh wakil rakyat intens menjalin komunikasi untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. “Ketika sudah jadi anggota DPRD, baju partai kita lepas, yang ada baju rakyat. Saya melihat para anggota dewan bersemangat walaupun ada perubahan,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Undip Prof Yos Johan Utama menilai niat DPRD Jateng melakukan perubahan cukup baik. “Niat sudah baik. Namun saya menyarankan adanya e-parlemen untuk akses ke masyarakat. Sehingga masyarakat bisa mengerti apa saja yang dilakukan para anggota dewan dalam bertugas,” katanya.
Dia juga berharap anggota dewan didukung sistem informasi yang bagus. Sehingga paham permasalahannya saat mereka menolak atau menyetujui sesuatu. “Kalau pimpinannya bersih, harapannya anggota juga bersih. Lebih bagus lagi jika diikuti dengan sistem reward and punishment,” katanya. (adv).