Banyak orang tidak percaya kalau menjadi “pemberi” akan membawa sukses. Lebih banyak orang menjadi “pengambil” (taker) namun merugi dalam hidup. Rahasianya, terletak pada cara kita memberi.
Memberi, menerima, dan bertukar. Kamu bisa menjadi Pemberi (Giver), Pengambil (Taker), atau Pemadan (Matcher). Ketiganya bisa terjadi pada orang, dalam keadaan tertentu. Mana yang lebih sering terjadi, akan menjadi perilaku dominan. Kamu yang mana?

Pengambil (Taker)
Pengambil memiliki karakter yang bisa kamu kenali seperti ini. Memaksimalkan keuntungan. Terlibat dalam transaksi apapun yang menguntungkan. Fokus pada diri sendiri. Awalnya memuaskan orang. Percaya pada hubungan jangka-pendek. Wisata durasi. Percaya “survival to be the fittest”. Mumpung ketemu. Selama masih ada kesempatan. Mengharapkan bantuan, dominasi dan mencari perhatian, yang tidak ingin mereka berikan kembali. Mengeksploitasi keadaan, jika diperlukan, agar “dapat ini”.
Ketika masih kecil, kita penjadi Pengambil bagi kebaikan orang tua. Ketika masih di sekolah, murid sering menjadi Taker bagi gurunya. Itu wajar, sebatas menjadi ” keadaan sementara”, bukan sebagai tujuan.
Secara tak-sadar, seseorang mudah menjadi Pengambil (Taker) jika keadaan kurang menguntungkan. Pengambil (Taker) sejati, merasa “pintar” dan “wajar” ketika ia lebih sering “mengambil” keuntungan dari orang lain. Bahkan merasa mendapatkan pembenaran.
Pembenaran diri ini, antara lain.. Merasa wajar jika kekasihnya antar-jemput dan selalu menuruti permintaan. Hukum alam, siapa yang terkuat, pintar beradaptasi, yang akan menang. Ini bisnis. Sumberdaya orang lain yang saya “manfaatkan” ini belum seberapa dibandingkan dengan apa yang ia miliki. Bukankah kamu kawanku? Tolong, please, sekali ini saja — dan besoknya seperti itu lagi. Klik ini, kamu akan dapat ini — setelah itu, kamu harus tolong saya. Balaslah kebaikan saya yang kemarin. Keadaan yang memaksaku melakukan ini padamu.
Pemberi (Giver)
Pemberi hampir merupakan kebalikan dari Pengambil (Taker).
Jika mendapatkan 50 ia akan berikan sebagian ke orang lain, dan itu lebih membahagiakan baginya. Jumlahnya lebih banyak di dalam perusahaan dan masyarakat —- mereka membagikan jaringan, menyebar manfaat, dan menolong, patuh kepada lebih dari 1 boss. Terbuka untuk mendampingi orang lain. Jika terlalu dominan, membuat kamu selalu berada di bawah. Lebih peduli membantu mengambil pernyataan pribadi dan “kredit”. Rela berbagi waktu, pengetahuan, dan sumber daya lain, untuk memastikan mereka menciptakan nilai bagi orang lain.
Jadilah Pemberi secara seimbang.
Bersikap tegas membutuhkan identifikasi bahwa waktu, energi, dan sumber daya keuangan kamu adalah milikmu dan orang yang kamu cintai. Misalnya: prioritas gaji kamu untuk pasanganmu, bukan untuk dunia hiburan.
Gabungkan altruisme dengan perawatan diri untuk mendapatkan yang terbaik dari hubungan.
Waspada ketika seseorang tampak menjadi pemberi, namun sebenarnya akan mengeksploitasi keadaan; ingat: Pengambil sering mengawali tindakan dengan memberi.
Contoh Nyata, Keberhasilan Memberi
George Meyer, penulis pemenang Emmy Award di balik serial -The Simpsons-, mengijinkan dan bahkan meminta penulis lain untuk membangun ide-idenya tanpa menyebut dia sebagai sumbernya. Meyer hanya dapat kredit 12 episode The Simpsons, sebenarnya ia membantu lebih dari 300 episode. Fokus Meyer, pada keberhasilan pertunjukan, bukan kredit pribadi. Meyer menemukan ungkapan “meh”, kata yang pertama kali digunakan oleh Bart di The Simpsons untuk menunjukkan kebosanan.
Meyer mencapai puncak, tanpa membebani orang lain.
Pemadan (Matcher)
Mencari kesepadanan, itulah tujuan Pemadan (Matcher). Memilih hal yang sepadan. Menemukan keseimbangan antara memberi dan menerima.
Matcher mementingkan pertukaran adil (fair exchange). Berada di antara Pemberi dan Pengambil. Mentalitas “balas dendam”. Hampir sama dengan “membalas kebaikan dengan kebaikan”. Ia ingin membalas, lebih dari itu, ia ingin mendapatkan balasan. Selalu ada sesuatu yang harus sepadan dengan usaha mereka. Mereka mencatat apa yang mereka berikan dan menunggu balas budi.
Komunitas mempengaruhi dan membentuk perilaku. Komunitas bisa membuat orang menjadi taker, giver, atau matcher. Komunitas yang mengajarkan keuntungan dan kesempatan melulu, akan membentuk pribadi Pengambil (Taker). Berada di lingkungan yang mengajarkan “harus membalas”, orang bisa menjadi Pemadan (Matcher). Berada di komunitas yang menumbuhkan empati, orang bisa menjadi Pemberi (Giver).
Contoh Kasus Lagi..
Freecycle.org mengharapkan anggota mereka memberikan barang yang sudah tidak terpakai.
Kebanyakan orang hanya membantu mereka yang memiliki konten / kepercayaan dengan mereka, yang tampak mirip dengan mereka.
Jonas Salk, pengembang vaksin polio, tidak menyebutkan kerja tim dan melukai perasaaan para peneliti yang mengembangkan vaksin polio. Peneliti polio lainnya dilantik ke Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional, Salk tertinggal. Dia tidak dianggap untuk menerima Hadiah Nobel meskipun vaksin polio sangat bernilai bagi dunia saat ini. Salk kehilangan lebih banyak. Perilaku egois, akhirnya merugikan bisnis.
Pemberi merasa mudah untuk naik ke puncak karena mereka berfokus pada pertumbuhan
Kebanyakan orang percaya bahwa lebih baik berbuat salah di sisi Pengambil daripada Pemberi. Misalnya, sudah tahu caranya salah, ketika “mengambil” dari orang lain, masih bilang, “Memang saya belum beruntung..” dan “Besok akan saya coba lagi..”.
Ketika berbicara tentang bisnis atau politik, pemikiran yang dominan adalah bagaimana mendapatkan lebih banyak dari sesuatu atau seseorang. Bukan rahasia, kan?
Anehnya, bahkan dalam bisnis dan politik, Pemberi sering kali menjadi yang teratas – karena mereka lebih peduli tentang pertumbuhan daripada keuntungan pribadi. Di kantor, misalnya, ada berapa boss? Siapa yang paling sering menjadi Pemberi kalau bukan anak buah? Siapa yang paling menjadi Pengambil?
Abraham Lincoln adalah contoh seseorang yang berfokus membantu orang lain lebih dari dirinya sendiri. Misalnya, dia pernah mengundurkan diri dari pemilihan senat untuk memungkinkan Lyman Trumbull, pesaing untuk menang. Dia melakukan ini karena dia menyadari bahwa mereka berdua berbagi tujuan yang sama (menghapus perbudakan) dan Trumball memiliki peluang lebih baik untuk menang.
Bagi Lincoln, agenda “menghapus perbudakan” lebih penting daripada terpilih sebagai senat.
Trumball memilih Lincoln sebagai pengacara ketika dia mencalonkan diri lagi untuk senat.
Untuk contoh terbaru, pertimbangkan Jason Geller di Deloitte Consulting.
Geller mengembangkan sistem manajemen informasi yang mengambil dan mengelola data tentang klien dan pesaing perusahaan. Dia kemudian membagikan sistem tersebut dengan semua orang di perusahaannya. Tindakan tanpa pamrih ini menolak atasannya untuk merekomendasikan dia untuk menjadi mitra yang menjadikannya salah satu mitra termuda di Deloitte.
Pemberi memiliki jaringan yang semakin meluas.
Rifkin, penggiat jejaring terbaik versi Majalah Fortune tahun 2011 dan salah satu pendiri jaringan 106 Miles — sebuah platform bagi para wirausahawan untuk bertemu setiap dua minggu untuk berbagi ide — telah membantu orang mendapatkan pekerjaan, memunculkan ide bisnis, dan menghubungkan wirausahawan dari seluruh dunia.
Pemberi mengenali dan memelihara potensi yang mereka temukan pada orang-orang di sekitar mereka. Pemberi, mendapatkan “lebih banyak”. Pemberi selalu berhasil memelihara dan memandu bakat.
Pemandu bakat selalu mencari bukti bakat sebelum mereka menerima seseorang. Bagi pemberi, setiap orang memiliki potensi, apakah itu jelas atau tidak adalah hal sekunder bagi mereka. Karena pendekatan ini, pemberi sangat tangguh dalam mengembangkan dan memelihara bakat.
Anak didik mereka menikmati dukungan penuh yang kemudian diterjemahkan menjadi mentorship yang sukses di pihak pemberi.
Memberi “Tanpa Niatan”
Komunikasi paling sukses justru komunikasi yang tidak berdaya, atau “tanpa” niatan mengambil keuntungan.
Politisi, televisi, public speaker, penjual, memakai bahasa yang sudah dirancang. Ingin ditiru dan diperhatikan semua orang.
Komunikasi yang tidak berdaya, sebaliknya, lebih fokus pada orang lain. Tidak menegaskan kendali. Memahami orang lain. Mendengarkan pendapat mereka. Tidak agresif. Itu akhirnya membuat orang mendengarkan apapun perkataan kamu.
Annie, seorang mahasiswa MBA yang bekerja untuk Fortune 500, mendapatkan kabar, pabrik tempatnya bekerja akan ditutup dan dipindahkan ke pabrik lain. Studi Annie akan terhenti.
Annie memiliki pertanyaan ampuh. Annie bertanya kepada Manajer Sumber Daya Manusia, “Apa yang akan Anda lakukan?”. Annie mengerti, ia bisa membantu masalah di kepengurusan baru itu.
Annie tidak protes, tidak mencari ketegasan.
Pertanyaan itu membantunya mendapatkan akses tak-terbatas ke jet pribadi perusahaan, sehingga dia dapat berpindah-pindah antara kantor dan sekolah dengan mudah.
Menjadi Pemberi yang Seimbang
Tidak mudah menjadi pemberi. Pemberi hanya bisa naik ke puncak jika mereka belajar menangani pelecehan dan kelelahan. Pemberi dilecehkan orang lain, ketika dianggap.. pemberiannya tidak seberapa, belum seberapa, sok berjiwa sosial, dan dicurigai pasti ada pamrih atau agenda tersembunyi.
Pemberi tidak peduli itu. Pemberi memiliki tujuan lebih besar, dan seringnya tidak dilihat orang lain, namun tujuan itu bukan untuk dirinya sendiri, bukan hanya untuk ” sekaranng”.
Pemberi yang sukses selalu bahagia dan selalu di atas. Ingat: kamu tidak bisa menyenangkan semua orang.
Menjadi Pemberi jangan berlebihan.
Temukan keseimbangan. Batasi berapa banyak waktu untuk orang lain. Fokus pada “dampak”, atau “hasilnya nanti”, ketika membantu orang lain, bukan tentang “siapa” yang kamu bantu.
Jangan sampai tindakan “memberi” berubah menjadi pintu untuk menguras manfaat kamu.
Kamu akan lebih produktif ketika fokus pada #tujuan memberi daripada #aktivitas “memberi”.
Memberi adalah kunci kehidupan yang benar-benar bahagia dan sukses. Teruslah memberi dengan penuh arti. [dm]