SEMARANG (jatengtoday.com) – Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) di Kota Semarang terus di evaluasi. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengklaim sejak diberlakukan mulai 27 April 2020 lalu, atau dua pekan hingga sekarang, penerapan PKM dinilai membawa tren positif.
Dia menyebutkan, sebelum diterapkan PKM, yakni pada 26 April 2020, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Semarang sebanyak 130 pasien dengan angka kesembuhan 70 orang. Setelah dua pekan diterapkan PKM, data per Rabu (13/5/2020), pasien Covid-19, tersisa 55 orang. Jumlah total pasien yang sembuh sebanyak 202 orang.
Tidak hanya itu, jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) dan Orang dalam Pemantauan (ODP) juga tercatat menurun. Hanya saja, angka tersebut masih tertinggi di Jawa Tengah. “Kami masih punya waktu 13 hari (sesuai jadwal penerapan PKM),” kata Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi, Rabu (13/5/2020).
Pihaknya akan mengintensifkan patroli sebagai upaya menurunkan angka penyebaran Covid-19. Menurut dia, seiring dangan adanya kebijakan dari pemerintah pusat terkait diizinkannya operasional seluruh moda transportasi, diperlukan pengawasan ekstra di perbatasan untuk setiap kendaraan yang masuk Kota Semarang.
“Kami menyampaikan terima kasih, terutama TNI-Polri yang turut berperan melakukan pemantauan kendaraan jalur darat,” ujarnya.
Seiring dengan penerapan kebijakan PKM di Kota Semarang hingga 24 Mei 2020, ia meminta agar masyarakat tertib. Puncak tertinggi jumlah penderita Covid-19 di Kota Semarang telah terlewati yakni pada 24 April 2020, dengan jumlah 148 pasien. “Harapannya, setelah 24 Mei tersebut, Covid-19 telah selesai,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang M Abdul Hakam mengatakan untuk mendukung penerapan PKM di Kota Semarang, pihaknya akan terus menggiatkan skrining di sejumlah pasar tradisional. Bahkan meskipun ketika PKM tidak lagi diberlakukan, kegiatan skrining tetap dilakukan.
“Hal itu untuk mengetahui sejauh mana penyebaran Covid-19 terjadi masyarakat,” katanya.
Sejauh ini, Dinas Kesehatan bersama Dinas Perdagangan telah melakukan skrining di Pasar Karangayu Selasa (12/5/2020) lalu, dan sebelumnya di Pasar Peterongan pada Minggu (10/5/2020) lalu.
Skrining dilakukan dengan rapid test secara random kepada pedagang dan pembeli. “Dari 20 sampling diketahui ada dua positif di Pasar Peterongan, sementara hasil di Karangayu non reaktif semua atau negatif,” katanya.
Pihaknya mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk terus melakukan sosialisasi pencegahan Covid-19 baik secara online maupun offline melalui puskesmas.
Harapannya, hal itu bisa meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat untuk melakukan pencegahan penularan Covid-19 secara mandiri. “Dalam jangka panjang juga akan meningkatkan kebiasaan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat,” katanya. (*)
editor: ricky fitriyanto