SEMARANG (jatengtoday.com) – PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menggelar pagelaran seni bertajuk Argo Muria Festival With Andien Metamorfosa. Festival tersebut rencananya akan dihelat pada Sabtu (14/7) di Museum Lawang Sewu Semarang mulai pukul 15.00.
Manager Humas PT KAI Daop 4 Semarang, Suprapto mengatakan, festival ini digelar dalam rangka mengenalkan produk layanan transportasi kereta api penumpang dan tempat wisata bernuansa kereta api seperti Lawang Sewu dan Museum KA Ambarawa kepada masyarakat. Selain pagelaran seni, festival ini juga menampilkan Bazaar And Marketplace yang menghadirkan 8 tenant yang tergabung dalam Impala Space Community.
“Adapun bentuk pagelaran seni nantinya berupa Music Showcase, Illustration Respond (Art Show), Teater Performance, Fashion Showcase dan Konser musik dengan menampilkan artis kenamaan, Andien,” kata dia, Kamis (12/7).
Penamaan Festival KA Argo Muria sendiri lanjut Suprapto merupakan bagian dari promosi layanan kereta api relasi Semarang Tawang – Gambir (Jakarta) yang pertama kali beroperasi pada 22 Desember 1997. Saat ini, KA Argo Muria telah menggunakan kereta eksekutif terbaru produksi INKA tahun 2017 dengan rangkaian New Image, fasilitas dan interior yang representatif dan lux.
“Festival Argo Muria merupakan bentuk apresiasi kepada para penumpang royal relasi Semarang – Jakarta selama ini. Dimana tercatat pada tahun 2017, sebanyak 755.701 penumpang telah menggunakan layanan kereta api relasi Semarang – Jakarta atau naik 12 persen dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 674.021 penumpang,” terangnya.
Dengan adanya festival ini, pihaknya berharap akan semakin menyemarakan Kota Semarang pada khususnya, dan Jawa Tengah pada umumnya. Pengambilan tempat penyelenggaraan Lawang Sewu, dimaksudkan agar tempat wisata edukasi perkeretaapian ini bisa semakin dikenal dan semakin menarik dikunjungi oleh wisatawan.
Lebih lanjut Suprapto menerangkan, Lawang Sewu merupakan gedung bersejarah di Semarang, Jawa Tengah, yang didesign oleh arsitek Belanda bernama Prof. Jacob K. Klinkhamer dan B.J. Ouendag dibantu Cosman Citroen dengan mengacu pada arsitektur campuran bergaya Tropis dan Eropa.
Gedung ini dahulu merupakan kantor dari Nederlands – Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) atau Perusahaan Kereta Api zaman Belanda. Setelah kemerdekaan, gedung ini digunakan sebagai kantor pusat oleh PT Kereta Api Indonesia (andika prabowo)
editor: ricky fitriyanto