SEMARANG (jatengtoday.com) – Psikolog dari Center of Educational Health Universitas Leipzig Germany, Prof Habil Marcus Stuck memberikan terapi biodansa kepada narapidana Lapas Kedungpane Semarang, Kamis (12/3/2020).
Dalam kesempatan itu, napi yang berjumlah 50 orang tersebut dikumpulkan dalam satu ruangan di Lapas. Kemudian diajak melakukan gerakan tari dengan iringan musik.
Peserta yang ikut biodanza ini harus melepaskan alas kaki, lalu saling berpegangan tangan dan bergerak bersama maju mundur.
Lalu diikuti dengan gerakan mencari pasangan dan nantinya peserta diminta berganti-ganti pasangan. Namun harus tetap mempertahankan kontak mata dengan peserta lainnya.
Psikolog Prof Habil mengatakan, melalui aktivitas fisik yang menyenangkan membuat peserta lebih merasa rileks dan bahagia. Serta pendekatan ini membuat orang lebih mudah mengekspresikan diri sehingga dapat mencegah stres.
Dansa dimulai dengan gerakan ringan yang nantinya meningkat lebih cepat, seperti pada gerakan kuda binal yang menuntut peserta untuk bergerak lebih aktif.
“Dalam biodanza ada kekuatan kelompok, kekuatan tari atau gerak dan juga musik,” ucapnya.
Kepala Seksi Bimbingan Kemasyarakatan Lapas Kedungpane, Ari Tris Ochtia Sari menambahkan, para napi dibekali keterampilan untuk memahami diri sendiri dan orang lain, terkoneksi dengan dunia melalui gerak-gerak yang dinamis.
“Biodansa ini seperti mengajak kita kembali ke masa anak-anak yang mana sedang bermain-main,” ucap Ari melalui keterangan tertulisnya.
Dia menegaskan, kegiatan itu terlaksana berkat kerja sama antara Lapas Semarang dengan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. (*)
editor: ricky fitriyanto