in

Proyek Pembangunan Sistem Swakelola jadi Role Model di Semarang

SEMARANG (jatengtoday.com) – Tahun ini, sejumlah proyek pembangunan di Kota Semarang dikerjakan menggunakan sistem swakelola. Sistem ini dinilai lebih efisien dan efektif karena bisa menyederhanakan birokrasi. Salah satunya adalah proyek pembangunan Jalan Sriwijaya Semarang.

“Harapannya ini menjadi role model dalam realisasi project. Kami mencoba mengoptimalkan dana swakelola untuk project besar. Pengerjaan seperti ini diharapkan dapat menyederhanakan birokrasi,” ujar Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Jumat (21/5/2021).

Dikatakannya, pembangunan menggunakan sistem swakelola tersebut merupakan bagian dari inovasi untuk melakukan percepatan di Kota Semarang. “Mulai digarap sejak April lalu, saat ini progres peningkatan jalan ini mencapai 10 persen dari total pekerjaan. Kami target agar bisa rampung dikerjakan pada September, lebih cepat dari target semula pada Oktober tahun ini,” katanya.

Dalam sistem swakelola, lanjut Hendi, material seperti aspal, pasir, batu, dan lain-lain menggunakan sistem lelang umum. Sedangkan untuk pekerja disiapkan langsung dari Dinas Pekerjaan Umum. “Harapannya tidak hanya efektif dan efisien, tapi juga kualitasnya ditingkatkan,” ujarnya.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Suriyaty, mengatakan proyek ini sepanjang sekitar 600 meter mulai Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal hingga ujung eks Wonderia dengan lebar jalan 9 meter.

“Taman Singosari akan sedikit dipangkas untuk dijadikan manuver jalan,” ujarnya.

Selain pelebaran Jalan Sriwijaya juga dilakukan rencana pekerjaan lain yaitu frontage road dan jalan utama atau jalan raya. Frontage road dengan rencana lebar jalan sekitar 4 sampai 5 meter dengan panjang kurang lebih sekitar 350 meter, dan jalan utama memiliki lebar jalan 9 hingga 11 meter sepanjang 650 meter.

BACA JUGA: Telan Rp 10 Miliar, Pembangunan Jalan Sriwijaya Semarang Dimulai Januari 2021

“Pekerjaan tersebut dilakukan dengan menggunakan saluran u-ditch untuk drainase jalan dan juga beberapa crossing untuk menangkap aliran air yang mengalir di jalan. Selain itu dibangun pula jalur pedestrian untuk pejalan kaki dengan ukuran lebar 1 meter,” terang dia. (*)

 

editor: ricky fitriyanto