PURWOKERTO (jatengtoday.com) – PT Geo Dipa Energi (Persero) Unit Dieng menggelar sosialisasi mengenai Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Unit 2 Dieng di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (12/11). Kegiatan yang dikemas melalui Program Desa Dukung Panas Bumi tersebut menyasar instansi-instansi Pemkab Banjarnegara dan warga desa di Dataran Tinggi Dieng.
Dalam siaran tertulisnya, PT GDE (Persero) juga mengadakan sharing session yang bertajuk Pemanfaatan Sumber Daya Energi Panas Bumi oleh Dr. Khasani, S.T., M.Eng. dari Universitas Gadjah Mada.
Kegiatan sharing session itu juga diisi dengan paparan energi panas bumi yang hijau, bersih, dan ramah lingkungan yang disampaikan oleh Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Banjarnegara Arif Subagyo.
Dalam kesempatan tersebut, Arif menyarankan perlu ada sosialisasi lanjutan hingga ke lapisan masyarakat paling bawah supaya tidak terjadi kesalahpahaman terkait dengan pengembangan panas bumi di lapangan panas bumi Dieng. “Harus ada tahapan berikutnya. Dampak dan keuntungan buat masyarakat. Artinya, bagaimana membangun kesadaran masyarakat secara utuh,” katanya.
Sosialisasi yang juga dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Batur, yaitu Camat Batur Imron Rosyadi, Danramil Batur Kapten Infanteri Rasto, Kapolsek Batur AKP Agung Setiyawan, serta perangkat Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pariwisata, dan DPUPR Kabupaten Banjarnegara itu akan berkesinambungan.
Proyek PLTPB Dieng Unit 2 merupakan langkah konkret PT Geo Dipa Energi (Persero) untuk percepatan pemenuhan target pemerintah dari sektor energi terbarukan, sehingga dukungan pemerintah daerah dan masyarakat desa sangat diperlukan demi percepatan proyek panas bumi tersebut.
Saat ini PLTP Dieng Unit 1 telah memproduksi hampir mencapai 60 megawatt (MW) dari potensi wilayah kerja panas bumi (WKP) Dieng ekuivalen 400MW dan akan terus dilakukan pengembangan agar target produksi bertambah untuk memenuhi kebutuhan listrik. (*)
sumber : ant
editor : tri wuryono
in Ekonomi