in

Malas Bisa Membuatmu Lebih Produktif dalam Menulis

Menulis dengan proses lebih singkat dan mengubah malas menjadi produktif.

Kamu menemukan tulisan ini dari Google, mungkin karena punya masalah: proses kamu dalam menulis, terlalu lama. Saya pernah alami itu di awal menekuni dunia menulis opini.

Tahu apa yang terjadi kalau masalah ini tidak kamu selesaikan?

Kamu termotivasi, namun akhirnya lelah. Kamu punya disiplin, tetapi tidak efisien. Dan waktumu untuk menulis, menjadi semakin lama.

Saya sudah melewati masalah itu, kemudian mengganti kata “masalah” menjadi “tantangan”, karena statusnya bukan masalah lagi — kalau kamu sudah tahu cara atasi itu.

Identifikasi, Kamu di Keadaan Seperti Apa

Mana yang menurutmu sulit? 1. Cari ide? 2. Menemukan waktu? 3. Fokus tanpa gangguan? Coba identifikasi dulu, mana yang paling menghambat prosesmu. Kalau ketiganya terjadi, memang tulisan ini dibuat untuk mengatasi ketiga tantangan itu.

Realistis, Jangan Optimistis

Karena kamu belum tahu, seganas apa tantangan di sana. Optimis, percaya diri, tidak memberikan efek signifikan bagi hasil. Yang jelas menentukan hasil adalah “bertindak” (action) dan menentukan “bagaimana caranya” (how to).

Jangan terlalu optimistik. Coba lakukan tindakan yang realistis.

Ada seorang penulis yang bercerita, kalau dirinya selalu suka menulis, sangat rajin (saya lihat sendiri, beberapa kali), namun waktunya sering terbuang ketika dia menulis. Lama di editing. Tidak bisa membuat outline. Tidak dapat menjelaskan dengan bahasa singkat dan mudah dia akan sampaikan gagasan apa di tulisan. Akar masalahnya, dia tidak berlatih. Titik.

Menulis itu singkat. Yang lama itu “penulisan”, proses sebelum menulis.

Rata-rata penulis berita, hanya perlu waktu 30-60 menit untuk “menulis” berita. Editor, hanya perlu waktu kurang dari 15-30 menit untuk memeriksa dan menaikkan tulisan. Yang membuat mereka cepat, karena mereka berlatih, dan mereka lama di “penulisan”.

Apa beda “menulis” dan “penulisan”? Menulis terjadi kalau kamu di depan laptop, akan posting sesuatu. “Penulisan” adalah prosesnya.

Dalam reportase, ini berarti dia wawancara dengan narasumber, melakukan cross-check, sampai triple-check kalau perlu, browsing, dll. Ketika saya nongkrong dengan wartawan, saya bertanya, mereka akan menulis apa. Mereka bisa bercerita, menyanggah asumsi publik, punya bukti, merahasiakan siapa sumber yang tidak mau disebutkan, sampai berani memastikan suatu issue akan dapat reaksi apa jika sampai kepada pembaca.

Ini karena mereka menyadari proses bernama “penulisan” dan melakukan latihan sendiri. Mereka mobile (selalu mudah bergerak dan berpindah), rajin bertanya, dan berlatih.

Intinya, aspek di luar “menulis” itulah yang perlu kita selesaikan.

Kita hanya akan dibohongi statistik kalau tidak tahu prinsip-prinsip statistik. Kita menjadi salah membuat keputusan ketika bersikap “data-driven” (digerakkan oleh data) jika tidak tahu bagaimana suatu data dibuat. Kita tidak punya waktu, karena tidak belajar mengelola waktu dan bagaimana bekerja secara efisien.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk atasi tantangan ini? Ketika tidak sedang menulis, berlatihlah. Bagaimana membuat outline? Bagaimana mendeskripsikan “bagaimana”? dst. Selain itu, selesaikan hal-hal non-teknis seperti cara memperlakukan data, melakukan verifikasi, penalaran, dll.

Dengan cara seperti ini, “menulis” akan kamu lakukan sangat cepat. Dengan sendirinya, kita selalu menulis di dalam pikiran. Ketika ada ide dalam pikiran, kita sedang menulis di pikiran, ketika berbincang dengan kawan, kita sedang menulis di pikiran. Terbiasa mengingat, terbiasa mencatat, terbiasa mengkondisikan pikiran untuk proses menulis.

Kita seperti menghadapi gatal yang siap digaruk. Seperti marah kepada orang dan meminta waktu 30 detik untuk menghajarnya. Begitu kita bisa duduk sendirian dan membuka Android, “konsep” yang selalu kita ingat dalam pikiran itu sudah siap kita tuliskan dengan cepat.

Mudahnya, untuk bahan praktik sendiri, targetkan waktu 30 menit, kemudian tentukan kamu akan melakukan apa.

Biasanya, saya pakai Pomodoro Timer dan Prinsip Pareto 80/20. Baiklah, 30 menit ini, saya akan belajar perbedaan “self”, “ego”, dan “shadow” menurut Carl Jung. Dan pastikan kamu mengukur apa yang kamu dapatkan. Dokumentasikan sendiri hasilnya. Besok kalau ada kebutuhan tentang subject yang kamu pelajari itu, kamu tinggal buka, “Lihat, saya punya tulisan singkat tentang ini..”.

Saya berikan contoh kasus. “Menulis judul”, sering menjadi masalah lama ketika mau posting.

Tentu akan berbeda jika kamu “pernah” melakukan riset tentang bagaimana menulis judul. Buatlah daftar tantangan terkait menulis judul, kemudian selesaikan.

Apa yang membuat judul diklik orang? Apa motivasi orang membuka judul tulisan? Pola seperti apa yang bisa kita pakai untuk judul tulisan yang disukai orang?

Dan jangan lupa.. belajar ini harus ada hasilnya.

Duduk dan kebingungan mencari judul yang bagus, selama 30 menit, setiap kali mau menulis judul, itu tidak akan terjadi kalau kamu pernah riset tentang cara menulis judul. Kalau saya kebingungan menulis judul, saya punya 74 pola judul artikel yang disukai orang. Menulis judul sampai sekarang masih menantang bagi saya, tetapi sudah bukan menjadi masalah lagi.

Jangan kerjakan segala sesuatu ketika kamu sedang berhadapan dengan deadline. Berlatihlah dan selesaikan hal-hal non-teknis, di sekitar penulisan, ketika kamu sedang tanpa tekanan waktu.
Bersenang hatilah ketika kamu malas. Sikap malas itu bagus, sejauh kamu berusaha mencari cara tercepat, termudah, tersingkat, dengan jaminan hasil yang jelas.

Malas bisa membuat orang produktif. Malas menghasilkan efisiensi. Inti dari bekerja produktif adalah menaiknya efisiensi.

Malas Bisa Membuat Kamu Lebih Produktif

Asalkan masalah yang sering kamu hadapi, segera kamu cari cara terbaik untuk mengatasinya.

Contohnya, 2 kejadian dalam hidup saya ini:

(1) Saya buka Mural.co, website ini berisi canvas yang bisa saya pakai untuk workshop, merancang model bisnis, dll. Begitu melihat menu “Pricing” (tentang harga), sudah jelas ini jenis layanan berbayar.

Pertanyaan saya hanya 1, “Bagaimana saya bisa download semua image resolusi tinggi di Mural.co dalam waktu singkat tanpa membayar”.

Saya bisa. Hasilnya, save di DeGoo. Orang tidak memberi kamu jawaban. Mereka hanya berikan clue, tips, bukan detail.

Jangan bertanya “bagaimana caranya..” kepada orang lain, jika itu masalahmu sendiri.

Sekali saya bisa download semua image resolusi tinggi di Mural.co, saya punya koleksi canvas yang bisa saya pakai (kebanyakan, harus saya modifikasi agar lebih sesuai konteks workshop) untuk pekerjaan saya.

(2) Banyak gambar bagus di website berbayar.

Stock Panel, Adobe Stock, Getty Images, iStockPhoto, Vector Stock, eStockPhoto, Slide Share, Scribd, Deposit Photo, dll. Kalau saya bisa download gambar apa saja di situ, tanpa watermark, berarti saya terbebas dari masalah “cari gambar”.

Ternyata hanya perlu 1 langkah mudah untuk lakukan itu. *) Tidak boleh saya jelaskan di sini.

Prinsipnya, lebih baik hadapi 1 jam sulit dalam hidup, namun kamu bisa punya waktu lebih banyak karena hilangnya masalah itu dalam hidupmu. Waktu luang tidak terjadi dengan sendirinya, kamu perlu merancangnya.

“Making time” selalu menjadi tujuan saya ketika bekerja. Bagaimana saya bisa selesaikan ini dengan cepat dan lebih baik? Dengan begitu, saya bisa punya waktu untuk mendalami tantangan lain dalam hidup.

Luangkan waktu untuk selesaikan masalah berat dalam pekerjaanmu, maka kamu akan punya lebih banyak waktu di luar pekerjaanmu.

Punya waktu, bisa terjadi kalau kamu membuat waktu (making time), bukan dengan meluangkan waktu. Kamu punya lebih banyak waktu, kalau caramu bekerja efisien.

Editing Lebih Singkat

Saya editor rubrik Opini di Jateng Today. Sejak tahun 2007 tulisan saya tidak pernah diedit di media manapun saya menulis. Tidak sepenuhnya perfect secara teknis. Kadang masih ada typographical error, ada style belum italic, dll. Saya punya daftar panduan menyunting tulisan agar lebih cepat dimuat di media online.

Lebih Cepat Dimuat di Media Online (Daftar Periksa Editing Berita dan Artikel)
https://jatengtoday.com/cepat-dimuat-media-online

Bisa menjadi panduan bagi editor dan penulis sebelum menerbitkan berita atau artikel. Jalan tercepat agar tulisanmu dimuat di media online.

Spoiler: Editing bukan masalah mudah. Banyak penulis “berhenti” di urusan editing, tidak jarang mereka menyusahkan editor karena asal-kirim. Itu sebabnya, faktor kecepatan dan ketepatan editing menjadi masalah dalam keredaksian. Itu sebabnya saya tulis cara editing agar semua orang bisa menulis online, lebih baik daripada saya.

Editing hanya salah satu tantangan dalam menulis. Masalah lain, bisa kamu identifikasi sendiri, dan selesaikan satu per satu.

Sederhanakan Peralatan Perangmu

Saya menuliskan draft catatan di Google Keep. Ini scrapbook mirip jurnal bajak laut yang menyenangkan, tempat saya tulis catatan, save foto menarik, simpan audio ketika ada inspirasi datang, dan coretan tangan.

Selain itu, kamu butuh email (pakai GMail). Pertama kali internet dibuat, orang menulis email. Itulah dasar komunikasi literer antarmanusia di internet. Gmail bisa untuk save, edit, dan kirim tulisan.

Dan browser untuk cari informasi. Ada laptop atau tidak, 3 peralatan itu sudah cukup untuk menulis.

Di laptop, saya suka menulis langsung di Graph dengan browser Google Chrome. Graph bisa untuk menulis “tanpa gangguan”, nggak perlu kamu save. Setelah selesai, tinggal copy-paste, kemudian upload.

Action. Lakukan.

Kalahkan “perlawanan” (resistance) di dalam pikiran dengan satu cara: lakukan saja. Jangan mencoba. Lakukan. Perbaikan bisa di tengah-jalan. Ketika pikiran meragukan diri sendiri datang, itu karena kamu belum melakukan, atau karena proses yang kamu jalani belum seberapa.

Mari menulis lagi. [dm]

Day Milovich

Webmaster, artworker, penulis, konsultan media, tinggal di Rembang dan Semarang.