KUPANG (jatengtoday.com) – Satuan Reskrim Polres Kupang Kota melakukan penggerebekan tempat hiburan malam di Jalan Sumatiro, Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima yang masih beroperasi. Sebelumnya ada larangan penutupan sejumlah tempat hiburan malam di kota itu untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Kasat Reskrim Polres Kupang Kota Iptu Hasri Manasye Jaha mengatakan penggerebekan dilakukan karena tempat hiburan malam itu masih terus beroperasi.
“Penggerebekan ini bermula ketika pihak kepolisian setempat melakukan patroli malam dalam rangka antisipasi instruksi pemerintah dan maklumat Kapolri,” katanya.
Saat tiba di lokasi tempat hiburan malam yang bernama Mas Karaoke, petugas yang sedang berpatroli mencurigai banyaknya aktivitas dan orang keluar masuk dari dalam tempat hiburan itu.
Sementara itu, beberapa kendaraan diparkir tak jauh dari tempat hiburan malam dan beberapa orang turun dari kendaraan tersebut lalu masuk ke dalam tempat hiburan malam.
Karena curiga, polisi masuk dan mendapatkan dua ruangan sedang digunakan untuk karaoke. Beberapa tamu serta wanita penghibur sedang berada di dalam ruangan itu sambil bernyanyi.
“Dari hasil penggerebekan itu kita amankan tiga tamu dan delapan wanita penghibur serta manajer,” tutur dia.
Pihak kepolisian, kata dia, tetap memproses secara hukum para pelanggar imbauan dari pemerintah tersebut. Namun mereka tidak ditahan, hanya saja diberikan wajib lapor dua kali dalam seminggu.
“Kita juga sudah melakukan pemeriksaan dan kita akan tetap melakukan proses hukum. Untuk sementara mereka kita kenakan wajib lapor 1 minggu 2 kali di Mapolres Kupang Kota,” tandas Kasat Reskrim.
Menurut Kasat Reskrim, pihak manajemen Mas Karaoke juga paham bahwa sudah ada edaran untuk tidak boleh melakukan aktivitas dan tidak boleh menerima tamu. Namun mereka tetap melawan maklumat dan instruksi tersebut.
Pihak manajemen tempat hiburan tersebut juga beralasan karena ada 49 pekerja di Mas Karaoke, sehingga dia harus menggaji dan memberi makan setiap sehari.
Para pekerja semuanya dari provinsi lain dan mereka tidak bisa kembali, sehingga manajemen terpaksa tetap beroperasi secara tertutup. (*)
editor: ricky fitriyanto