SEMARANG – Beredarnya kabar penyebaran virus penyakit difteri di Kelurahan Genuksari Semarang membuat warga resah. Informasi yang menyebar cepat melalui grup-grup whatsapp dan media sosial itu menggambarkan ganasnya penyebaran difteri. Sehingga warga yang melintas di Kelurahan Genuksari tersebut disarankan menggunakan masker.
Terlebih, informasi tersebut tercantum atas nama Tim Medis Fakultas Kedokteran Unissula Semarang. Berikut ini isi pesan berantai tersebut:
“Diinfokan kepada: seluruh ibu hamil, ibu nifas, anak maupun keluarga diharapkan kalau lewat Jalan Dong Biru menggunakan masker karena Kelurahan Genuksari masuk Zona Merah penyebaran penyakit difteri. Korban meninggal bertambah 1 warga Kelurahan Genuksari.
Buat ibu-ibu hamil dan teman-teman lain harap hati-hati-hati. Barangkali ada yang mau jemput anak di sekitar Genuk, masuk zona merah Difteri.
Info: Tim Medis Fakultas Kedokteran Unisula.”
Menanggapi informasi tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Widoyono menegaskan bahwa di wilayah Kelurahan Genuksari memang ditemukan pasien yang terjangkit difteri. “Kasusnya benar, tapi warning seperti itu tidak benar. Karena membuat masyarakat takut,” katanya, Jumat (20/7/2018).
Pihaknya mengaku telah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak, baik kelurahan, kecamatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, terkait antisipasi penyebaran penyakit difteri di Kota Semarang.
“Kami lakukan Outbreak Response Immunization (ORI). Jadi, kalau terjadi difteri kita langsung adakan ORI yaitu imunisasi masal di seluruh kelurahan,” katanya.
Lebih lanjut Widoyono menjelaskan, saat ini yang positif terinfeksi penyakit difteri di Kota Semarang berjumlah 7 orang. 3 orang di antaranya meninggal. “Terdapat sekolah di Kelurahan Bangetayu Wetan yang beberapa murid tidak mau untuk dilakukan vaksin atau imunisasi,” katanya. (*)
Editor: Ismu Puruhito