SEMARANG (jatengtoday.com) — Melalui Desa Energi Berdikari, PT Pertamina (Persero) berupaya mengoptimalkan pemanfaatan energi bersih untuk menggerakkan perekonomian masyarakat.
VP CSR & SMEPP PT Pertamina Fajriyah Usman mengungkapkan, saat ini pihaknya memiliki 47 program energi terbarukan yang dikemas dalam Desa Energi Berdikari.
Program tersebut meliputi 29 pembangkit listrik tenaga surya, 1 hybrid energy (tenaga surya dan angin), 4 micro hydro, 2 energi biodisel dari limbah rumah tangga, serta 11 program gas methana dan biogas.
Baca Juga:Â Pengembangan Energi Baru Terbarukan di Jateng Jadi Percontohan Nasional
Kata Fajriyah, energi yang dihasilkan dari program tersebut cukup signifikan sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Ada 2.750 kepala keluarga yang menjadi penerima manfaat program ini. Multiplier effect-nya bahkan mencapai Rp1,8 miliar per tahun,” ujarnya saat menjadi narasumber webinar bertema Desa Energi Berdikari, Kamis (13/10/2022).
Menurut Fajriyah, dengan mudahnya akses energi bersih akan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian berkelanjutan.
Ia mencontohkan keberadaan Desa Energi Berdikari di Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah yang memanfaatkan energi panel surya serta energi kincir angin untuk diubah menjadi energi listrik.
“Dulunya di sana termasuk wilayah tertinggal, masyarakatnya hidup tanpa listrik sebelum Pertamina masuk pada 2017. Sekarang semua sudah terang, perekonomian jadi berjalan,” jelas Fajriyah.
Baca Juga:Â Sempat Bingung Masalah Irigasi, Petani Banyumas Serahkan Tugas ke Matahari
Sesuai data, ada 78 kepala keluarga, sekolah, masjid, dan dua rumah produksi yang teraliri energi baru terbarukan dengan pengelolaan berbasis masyarakat.
Setelah mandiri secara energi, Pertamina kemudian meningkatkan kemandirian masyarakat secara ekonomi melalui Program Energi Mandiri Tambak Ikan (Embak Mina) pada area seluas 2 hektare tambak dengan metode silvofishery.
Tambak-tambak pun menjadi lebih produktif dan teraliri listrik. Program ini berhasil meningkatkan pendapatan sebesar 50 persen atau sekitar Rp1.000.000 setiap anggota kelompok. (*)
editor : tri wuryono