SEMARANG (jatengtoday.com) – Generasi Z wajib dibekali pendidikan karakter. Pasalnya, saat terjadi bonus demografi, mereka harus bisa survive tanpa menyingkirkan orang lain.
Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto saat menjadi narasumber dalam diskusi bertema ‘Bangkitlah Pemuda Kita Generasi yang Tangguh’ di Hotel Pesonna Semarang, Rabu (19/5/2021).
Politisi Partai Gerindra ini menjelaskan, hal pertama yang harus ditanamkan pada generasi Z adalah rasa memiliki NKRI. Mereka harus mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif.
Baca juga: PDI Perjuangan Ajak Generasi Milenial Kenali Budaya Lewat Lomba Menulis Essai
Mereka juga diajak menjadi subjek dalam pembangunan di wilayahnya. Untuk itu kreativitas juga sangat ditanamkan.
“Selanjutnya, harus ditanamkan rasa tanggungjawab. Mereka harus dibekali dengan kemampuan beradaptasi dengan eranya. Karena saat ini teknologi menjadi bekal wajib, maka harus dikuasai. Tanggung jawab sosial juga mesti ditanamkan,” ucapnya.
Generasi Z dan milenial memang perlu disasar karena saat ini mereka berusia 16-30 tahun. Di Jateng tercatat ada sekitar 7,6 juta pemuda. Maka, Jateng mesti benar-benar mengantisipasi bonus demografi agar tak menjadi persoalan kedepannya.
Baca juga: Menuju Industri 4.0, Bonus Demografi Bisa Jadi Potensi
Persentase penduduk Jateng sudah mulai lebih besar anak-anak mudanya dibanding angkatan tua. Berdasarkan catatan dari BPS Jateng, generasi Z di Jateng mencapai 25,31 persen. Sementara generasi milenial sebanyak 24,93 persen
Generasi Z adalah mereka yang lahir pada 1997-2012 dan Generasi Milenial lahir pada tahun 1981-1996. Dengan demikian, Jateng didominasi oleh usia produktif.
“Jumlah anak-anak muda kita itu banyak sekali. Pembangunan kepemudaan tak boleh hanya menyasar fisik, tapi juga SDM dan karakter mereka,” terangnya.
Sementara itu untuk komposisi penduduk lainnya, yakni generasi X sebanyak 22,53 persen (196–1980), generasi baby boomer 14,18 persen (1946-1964) dan generasi post gen Z 10,61 persen (2013- sekarang). Sementara total penduduk Jateng sebanyak 36,52 juta jiwa.
Baca juga: Antisipasi Bonus Demografi, ini yang Dilakukan USAID RWAP
Narasumber lain, Sekretaris Disporapar Jateng, Sulistyo mengatakan saat ini pembangunan yang telah dilakukan oleh dinas mencakup fisik dan SDM. Mulai dari wawasan kebangsaan, bela negara, hingga menerjunkan pemuda di pedesaan melalui program PKKP Pengembangan Kepedulian dan Kepeloporan Pemuda (PKKP).
Ketua Prodi Antropologi Sosial FIB Undip, Dr Amirudin mengatakan pemuda harus ditempatkan sebagai aktor dalam pembangunan. Hal itu bertujuan mewujudkan pemuda yang tangguh. Langkah selanjutnya adalah memahamkan pemuda akan sejarah bangsa.
“Memang masih ada persoalan dalam pendidikan kita, soal mutu dan disparitas. Tapi tak boleh hanya menyoal hal itu. Harus diwujudkan generasi yang tangguh. Jadikan pemuda sebagai subjek, paham sejarah dan mampu beradaptasi,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto