SEMARANG (jatengtoday.com) – Seorang perantau asal Kabupaten Sragen, Sutrisno mengaku sudah puluhan tahun menempati Pondok Boro. Tempat penginapan tersebut berlokasi di tengah Kota Semarang, tepatnya di Kampung Sumeneban Nomor 144.
Pondok Boro cukup terkenal karena harganya yang terbilang sangat murah. Menginap sehari semalam di tempat ini hanya Rp3.000, tak jauh berbeda dengan tarif buang air kecil di toilet umum.
Menurut Sutrisno, meski murah, penginap sudah dapat tempat untuk tidur dan almari. Tersedia pula fasilitas WC dan kamar mandi, tempat cucian, serta musala kecil.
“Saya sudah tinggal di sini sejak 1996, dulu per malam harganya masih Rp300. Sekarang udah naik jadi Rp3.000,” ujar Sutrisno, Minggu (4/4/2021).
Bagi yang pendapatannya pas-pasan, kata dia, Pondok Boro semacam jadi penyelamat. Sutrisno sendiri sehari-hari bekerja sebagai penjual gerabah keliling serta kuli panggul di pasar.
Menurutnya, karena penginapannya murah ia bisa menyimpan lebih banyak penghasilan untuk dibawa ke kampung. Biasanya dia pulang ke Sragen untuk memberi uang kepada keluarganya.
Selain Sutrisno ada banyak perantau lain yang menginap di Pondok Boro. Dari mulai pengojek online, tukang pasang MMT, hingga bakul kopi.
“Tapi sejak Pasar Johar pindah (direlokasi sementara) penghuninya berkurang. Juga gara-gara corona (Covid-19) ini,” tuturnya. (*)
editor: ricky fitriyanto