SEMARANG (jatengtoday.com) – Kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Jateng tertinggi nasional. Bahkan sudah melampaui DKI Jakarta yang selama ini menjadi penyumbang kasus Covid-19 terbanyak.
Tambahan kasus Covid-19 di Jateng yang melonjak per 29 November 2020 kemarin disebut karena tingginya tes PCR yang dilakukan. Pemprov Jateng mengklaim jumlah tes PCR yang dilakukan melebihi target yang ditetapkan WHO.
Dalam standar tes Covid-19 yang ditetapkan WHO, pemeriksaan yang harus dilakukan adalah 1/1000 penduduk per minggu. Dengan jumlah penduduk Jateng sekitar 34 juta, standarnya ada 34.000 orang yang dites per minggu.
Realisasinya, Jateng telah melakukan tes PCR 70.053 tes pada minggu ke-48. “Jadi, jumlah tes kita dua kali lebih tinggi dari target WHO,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo, Senin (30/11/2020).
Yulianto menerangkan, tingginya tes di Jateng ini tentu berpengaruh pada tingginya angka positif Covid-19. Sebab semakin banyak tes yang dilakukan, maka akan semakin banyak kasus yang ditemukan.
“Ini yang perlu diketahui masyarakat. Jadi masyarakat harus paham, kalau kasus ditemukan banyak karena tesnya banyak, itu hal yang positif. Artinya, kita semua bisa tahu lebih dini, sehingga bisa memberikan respon yang lebih cepat. Kalau jumlah tesnya sedikit, tentunya yang diketahui hasilnya sedikit,” jelasnya.
Dia menerangkan, upaya menggejjot testing sesuai target WHO sepertinya tidak dilakukan oleh semua daerah di Indonesia. Ia menyebut, masih banyak provinsi lain yang belum mencapai target tes yang ditetapkan WHO itu.
Dari data Satgas Covid-19 pusat menyebutkan, pada minggu II November lalu, jumlah tes PCR di Jawa Tengah sudah mencapai 1.416 tes. Jumlah itu lebih tinggi dibanding dengan Jawa Barat yang hanya melakukan sebanyak 789 tes PCR per minggu dan Jawa Timur sebanyak 820 tes seminggu.
“Provinsi lain memang belum banyak yang sudah sesuai target WHO. Yang tidak mencapai itu masih banyak. Itu hanya perbandingan saja, ukurannya itu kan 1/1000 penduduk perminggu,” tegasnya.
Tingginya testing tersebut, lanjutnya, memang berdampak pada tingginya angka positif Covid-19 di Jateng. Tapi dengan masifnya pengetesan, bisa diketahui siapa saja yang positif, sehingga dapat dilakukan treatment dengan baik dan benar.
Pada Minggu ke-44, lanjut Yulianto, angka kematian akibat Covid-19 di Jateng mencapai 5,11. Angka itu terus mengalami penurunan di angka 4,94 di Minggu ke-45, turun lagi menjadi 4,62 pada Minggu ke-46, turun lagi 4,49 pada Minggu ke-47 dan sekarang menjadi 4,25.
Meski terjadi kenaikan kasus positif Covid-19, kondisi fasilitas kesehatan masih aman. Tempat tidur di rumah sakit, ruang ICU hingga tempat-tempat isolasi lainnya masih mencukupi.
“Saat ini kami menyiapkan 6000 bed tempat tidur isolasi di rumah sakit, dan baru terpakai sekitar 74 persen. Sementara kalau ICU, kami menyiapkan sekitar 500 ICU, dan baru terpakai 44 persen. Untuk tempat tidur, sebenarnya total tempat tidur rumah sakit di Jateng itu ada 36.000 dan semuanya bisa dipakai untuk isolasi perawatan Covid-19 termasuk tempat lainnya,” tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menegaskan, pihaknya akan terus menggenjot testing. Sebab, menurutnya, hanya dengan cara itu maka rantai penyebaran Covid-19 akan bisa diputuskan. Meskipun dampaknya, jumlah kasus positif di Jateng akan terus meningkat. (*)
editor: ricky fitriyanto