Pagelaran Akbar Wayang Orang Ngesti Pandawa Jumat 21 Juli 2017 merupakan puncak acara peringatan 80 Tahun Ngesti Pandawa.
Pementasan Wayang Orang mengambil epik serial Ramayana ‘Sugriwo Subali’.
Pementasan ini untuk umum dan gratis. Hampir tempat duduk seluruhnya terisi. Bahkan banyak yang rela berdiri hingga berakhirnya pementasan.
Dibuka oleh sambutan dari Panitia dan dari Dinas Pariwisata dan Budaya.
Joko Mulyono selaku perwakilan Ngesti Pandowo mengutarakan dalam lakon ini menceritakan tentang 3 bersaudara yaitu 1 perempuan 2 laki-laki.
Mereka berselisih karena anak pertama mendapat warisan dari ibunya, sedangkan anak ke 2(Sugriwo) dan ke 3(Subali) tidak.
Sugriwo Subali iri kepada kakaknya akhirnya mereka berdua bertengkar mengakibatkan Subali meninggal.
Inti dari cerita ini adalah menyatukan perseteruan antar saudara.
Ngesti Pandowo berdiri 1 Juli 1937 di Maospati Madiun. Menginjak usia 80 tahun Ngesti Pandowo tetap berupaya ikut melestarikan kesenian budaya wayang.
Terhitung sejak awal tahun 2017, Ngesti Pandowo telah memiliki jadwal rutin setiap sabtu malam.
Didukung oleh pejabat SKPD, Prov.JATENG, Undip, UNNES.
Tujuan pementasan ini agar generasi muda mengenal dan mencintai budaya sendiri terutama wayang.
Harapan dari Bapak Joko Mulyono kedepan agar bisa mempunyai gedung pertunjukan sendiri.
Serta bisa lebih mengekspresikan diri dengan total tidak terbatas waktu.